Curahan Hati Penjual Sayur Menghadapi Tatanan Kehidupan Baru

Curahan Hati Penjual Sayur Menghadapi Tatanan Kehidupan Baru

Terhitung hampir 5 bulan setelah Presiden Republik Indonesia mengonfirmasi bahwa ada pasien positif Covid-19 di Indonesia. Mulai saat itu, ada banyak perubahan dalam berbagai sektor, yang perlahan mulai menurun. Hingga akhirnya kita mesti beradaptasi dengan kondisi tatanan kehidupan baru seperti sekarang. Bagi salah satu penjual sayur di pasar Kadungora, kabupaten Sumedang, bu Imas, hal ini sangat berdampak bagi dirinya dan keluarga, khususnya secara finansial.

Saat itu pengunjung pasar mulai dikurangi, setidaknya hanya 50% dari jumlah pengunjung biasanya. Namun kenyataannya, di awal tatanan kehidupan baru, kebanyakan masyarakat lebih memilih untuk berbelanja secara online atau lewat daring. ‘Jarang ada orang yang mau pergi ke pasar. Salah satu alasannya tentu saja takut ke luar rumah dan riskan mesti bertemu dengan banyak orang di pasar, sehingga riskan dengan penularan Covid-19’, kata bu Imas, menanggapi situasi awal tatanan kehidupan baru.

Bekerja 2x Lebih Keras dari Biasanya

Meski begitu, ibu Imas sendiri mengakui kalau di masa pandemi Covid-19 ini, dia juga mesti memahami dan mulai mencari strategi lain untuk bisa menyambung hidup keluarganya. ‘Saya mesti bekerja 2x lebih keras dari biasanya, mbak’, bu Imas menambahkan.

Kalau biasanya ibu Imas hanya perlu menyetok sayur pagi-pagi sekali dan pergi ke pasar, sekarang ibu Imas mesti memikirkan strategi lain untuk menerima jasa pesan-antar di sekitar rumahnya. Ditambah lagi, dia juga mesti belajar menggunakan smartphone, yang hanya dibuka oleh anaknya saja. Ia memang punya smartphone, tapi benar-benar untuk komunikasi singkat saja, bukan untuk memasarkan produk seperti sekarang.

Selain bekerja lebih keras dari biasanya, ibu Imas juga mesti memikirkan anak-anaknya yang juga bersekolah secara virtual di rumah. Kini pekerjaannya berlipat ganda, dengan penghasilan seadanya.Belum lagi mesti punya modal untuk penuhi stok sayur yang baru.

Untuk itu, ibu Imas melakukan penggalangan dana di GandengTangan. Lewat platform p2p lending, kamu bisa memberikan pendanaan kepada ibu Imas, lewat investasi di GandengTangan, mulai dari Rp50ribu. Dengan uang tersebut, kamu bisa membantu ibu Imas meringankan bebannya untuk kembali berjualan dan mendapatkan penghasilan. Kamu juga akan mendapatkan keuntungan 15,6% per tahun. Jangan lupa untuk mengaktifkan asuransi proteksi pendanaanmu.

Mari ringankan beban ibu Imas, agar tetap bisa mendapat pemasukan!

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *