Tukang Jamu Ini Bisa Sukses di Negeri Paman Sam, Kok Bisa?

Oleh : Shally Pristine sumber gambar : sajenjamu.com Kalau Kamu sedang berada di Amerika Serikat (AS), jangan kaget bila menemukan produk minuman kesehatan bermerk JAMU di sana. Minuman nenek moyang kita ini memang sudah merambah pasar Negeri Paman Sam itu, lewat racikan tangan Morsinah Katimin yang asli Jawa Tengah. Dia merintis usaha pembuatan jamu di San Fransisco dengan bendera Sajen Jamu Inc sejak 2008. Morsinah dibesarkan di sebuah dusun kecil dekat Candi Borobudur, Magelang.Dia mempelajari seni ini dari ibunya yang penjual jamu dan juga dari keluarga besarnya. Dusun tempatnya tinggal memang punya tradisi panjang dalam meramu minuman kesehatan tradisi nenek moyang.  Bagi Morsinah, meracik jamu bukan hanya pekerjaan, melainkan ritual personal yang mendekatnya kepada akar leluhur. "Saat meracik jamu, saya bisa merasakan kehadiran ibu saya,“ katanya. Ketika berada di AS, Morsinah melihat peluang untuk memasyarakatkan jamu untuk pasar yang lebih modern. Dia mengemas jamu jadi suplemen herbal yang memenuhi selera juga standar mutu di sana. Kini, JAMU hadir dalam botol kaca ukuran 300 ml dengan pilihan rasa tematik. Misalnya campuran kunyit danjahe untuk mereka yang aktif atau campuran jahe dan lengkuas yang berkhasiat dalam meregenerasi sel-sel tubuh. Dia juga menggunakan pemanis yang sehat sehingga rasa jamunyadisukai konsumen. Kehadiran JAMU disambut hangat para penganut aliran hidup sehat alami di AS. Tidak berhenti di sana, Morsinah juga mengepakkan sayap Sajen Jamu Inc sampai ke Malaysia dan membuka perusahaan kongsi dengan pengusaha lokal. Di San Fransisco sendiri, dia kewalahan melayani naiknya permintaan padahal modal tidak selalu likuid. Untunglah baru-baru ini Morsinah mendapat bantuan pinjaman mikro model keroyokan (crowdlending) dari Kiva senilai 3.000 dolar AS. Pinjaman ini akan menjadi modalnya untuk membayar uang muka pembelian kendaraan operasional, alat pengemasan, dan pembuatan akun korporat di Silicon Valley. Pinjaman hasil urunan dari 35 orang dan lembaga ini akan dia kembalikan dalam jangka waktu 24 bulan. Setelah uang tersebut dia kembalikan, para pemberi pinjaman bisa kembali memutar uang itu untuk memodali niat baik lain. Sebenarnya apa crowdlending itu? Apa bedanya dengan crowdfunding? Sederhananya ini adalah model pendanaan keroyokan, mirip saweran atau urunan dana yang sudah lebih dulu kita kenal. Di crowdfunding, pendana projek "ikhlas" memberikan uangnya untuk projek yang dia dukung tanpa ada ikatan untuk memantau tindak lanjutnya.  Bisa dibilang, crowdlending adalah salah satu model turunan crowdfunding. Bedanya, crowdlending mengharuskan penerima dana untuk mengembalikan uang yang digunakan setelah jangka waktu tertentu karena modelnya memang pinjaman. Dengan model pinjaman seperti ini, pemilik projek dan peminjam terhubung dalam relasi khusus selama tenor pinjaman sehingga perkembangannya bisa terpantau. Karena itu, seperti pada cerita Sajen Jamu Inc di atas, crowdlending biasanya berfokus untuk mendanai usaha kecil yang produktif namun membutuhkan tambahan modal untuk ekspansi.  Mengapa perlu crowdlending? Ide di balik crowdlending ini adalah agar mereka, yang tidak mampu mendapatkan pinjaman dari bank atau tidak mau memakai pinjaman bank, bisa mendapatkan kesempatan untuk mendapat  pendanaan dari khalayak. Sebagian pelaku crowdlending ada yang menerapkan bunga, namun tidak sedikit pula yang tulus memberikan modal dengan bunga 0%.  Bayangkan besarnya manfaat yang bisa diberikan dengan model pinjaman bergulir seperti ini. Kita bisa mendorong perubahan yang terus-menerus lewat mendukung orang-orang berniat baik.  Sebentar lagi, kita pun bisa memberi pinjaman lewat skema crowdlending seperti yang diterima Morsinah lewat GandengTangan. ...

Wow, Indonesia Masuk 10 Besar Penduduk Paling Dermawan di Dunia

Oleh : Shally Pristine gambar : morsinah, penjual jamu di Amerika yang sukses berkat dukungan crowdlending dari Kiva Zip Walau pengamen sering menyindir (bahkan mengancam) penumpang bis kota zaman sekarang karena ‘kurang berjiwa sosial’, ternyata penduduk kita ada di peringkat ke-10 besar paling dermawan di dunia. Ini hasil riset...

Berapa Potensi Dana Sosial di Indonesia? Rp 105 T!

sumber gambar : pif.org.nz Berapa akumulasi dana sosial–termasuk sedekah, zakat, derma, donasi dan hibah–dari semua orang Indonesia? Jika asumsinya sebesar 1% dari PDB, maka potensi di tahun 2014 besarnya Rp 105,4 triliun. Angka ini adalah nilai yang fantastis, mengingat tahun lalu anggaran sebesar Rp 72 triliun telah mampu menggerakkan...

TechInAsia | GandengTangan, layanan crowdlending untuk proyek sosial di Indonesia

Id.techinasia.com – Isitilah crowdfunding (menggalang dana dari publik) mungkin sudah sering terdengar dengan kehadiran beberapa website crowdfunding di luar negeri seperti Kickstarter dan Indiegogo. Di Indonesia sendiri juga sudah ada beberapa startup yang bergerak di bidang tersebut, yakni KitaBisa, Wujudkan, dan Crowdtivate. Bagaimanapun, sistem crowdfunding hanya berlaku satu kali atau...

DailySocial | GandengTangan Luncurkan Platform Crowdlending Online

Dailysocial.net – Fasilitas bantuan finansial yang mendukung ruang gerak usaha kecil memang tidak sedikit. Meskipun demikian peraturan dan kebijakannya sering kali mempersulit para pelaku usaha untuk mendapatkan modal. Memanfaatkan teknologi, GandengTangan menawarkan alternatif solusi untuk membantu pelaku usaha dan gerakan-gerakan sosial untuk menggalang dana pinjaman tanpa bunga (crowdlending) melalui situs...

Here we are, GandengTangan has Live!

Launching Gandeng Tangan, as the first crowdlending platform in Indonesia! Minggu, 15 Maret 201512.00 WIB – 15.00 WIB Paviliun 28, Jln Petogogan 25, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pembicara : – Ligwina Hananto (Financial Planner)– Intan Anggita (Inisiator @MenujuTimur)– Fajar Anugerah (Senior Partner Kinara Indonesia)– Jezzie Setiawan (Co-founder Gandeng Tangan)...