Buka lagi peta Indonesia. Lihat dan pahami. Di dalam peta terlihat warna biru mengelilingi daerah yang berwarna hijau. Bagaimana tidak? Indonesia dikelilingi oleh dua samudera, Hindia dan Pasifik. Jika ditotal semuanya luas lautan Indonesia mencapai 3,2 km². Artinya Indonesia memiliki potensi besar dalam hal kemaritiman. Dan sudah seharusnya pula para nelayan memiliki standar hidup yang layak.
Berikut ini kami rangkum 3 poin penting tentang nelayan di Indonesia yang harus kita pahami:
Banyak Rumah Tangga yang Berpenghasilan dari Penangkapan Ikan
Indonesia sangat kaya akan lautan. Sebuah potensi besar yang seharusnya dimanfaatkan oleh Negara untuk menyejahterakan rakyatnya. Menurut data yang dihimpun dari sensus pertanian, sebanyak 611 ribu rumah tangga menggantungkan hidupnya lewat penghasilan yang didapat dari penangkapan ikan di laut.
Kesejahteraan Nelayan di Bawah Rata-rata
Sudah seharusnya jika poros kemaritiman di Indonesia dibenahi. Ini demi mengubah standar hidup para nelayan agar bisa mencapai kategori yang layak.
Menurut hasil Pendataan Progra Perlindungan Sosial Tahun 2014, ada 451 ribu rumah tangga yang menjadi bagian dari rumah tangga dengan kesejahteraan berada pada standar paling bawah. Dari 16 juta rumah tangga yang kesejahteraannya di bawah rata-rata, ada 30% rumah tangga yang menggantungkan hidupnya lewat hasil penangkapan ikan.
Penghasilan Nelayan Masih Kecil
Hasil survey Pendapatan Rumah Tangga Pertanian 2011, penghasilan per tahun dari hasil melaut mencapai Rp 28 juta. Atau jika dihitung per bulannya hanya Rp 2,3 juta. Tentunya ini menjadi ironi mengingat Indonesia sebagai Negara maritim, tapi belum mampu mengangkat standar hidup nelayannya.
—
Menangani permasalahan kemaritiman secara menyeluruh adalah tugas negara. Tapi bukan berarti kita tidak bisa berkontribusi. Dengan memberikan pinjaman ke Pelangi Viridis, kita bisa memperkecil beban para nelayan—khususnya nelayan kerang untuk hidup yang lebih baik.
Sumber: Tempo