20140114_135556 (1024x768)

 

Inisiatif Nanang untuk memberdayakan warga desa adalah salah satu cara mengurangi dampak permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia. Apa sajakah  permasalahan ketenagakerjaan yang ada di Cianjur? Kami merangkumnya menjadi 3 poin:

Tingkat Pengangguran Meningkat

Minimnya lapangan pekerjaan menjadi salah satu faktor meningkatnya tingkat pengangguran di sana. Jumlah pengangguran di Cianjur mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2012 tercatat 10,3% dari  1.017.665 angakatan  kerja tidak memiliki pekerjaan (105.013 orang). Lalu di tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 14,18% dari 1.026.245 angakatan tenaga kerja (145.521 orang).

10 ribu lebih TKI Berasal dari Cianjur

Perlu kita ketahui bahwa 400 ribu lebih tenaga kerja dikirimkan ke luar negeri pada tahun 2014. Jawa Barat menjadi provinsi penyuplai TKI terbesar di Indonesia  dengan 105.479 orang pekerja. Dan Cianjur menjadi kabupate terbesar ketiga di Jawa Barat yang menyuplai TKI dengan 10.405 tenaga kerja.

Jika berbicara tingkat pendidikan para TKI yang ditempatkan di luar negeri, hampir separuh di antaranya adalah TKI Informal yang bergerak pada sektor seperti Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT). Ini dikarenakan 429.825 TKI yang dikirimkan hanya berstatus lulus SD dan SMP.

Cianjur Daerah Rawan Perdagangan Manusia

Cianjur menjadi kantong penyuplai TKI terbesar di Jawa Barat. Munculnya moratoriumTKI/W ke daerah Timur Tengah justru dijadikan para oknum sebagai celah untuk menyelundupkan tenaga kerja ke sana. Modus umumnya dengan mengganti visa keberangkatan yang awalnya sebagai pekerja rumah tangga, menjadi visa umroh (Merdeka.com).

Ada pula kasus kerja paksa yang membuat para pekerja non-prosedural mempunyai dua majikan. Dan memaksa mereka untuk bekerja melebihi batas kemampuan.


Nanang bergerak untuk membantu para warga Kampung Loji Pamoyanan agar memiliki pekerjaan yang lebih baik. Tidak perlu hijrah ke kota besar apalagi ke negeri orang. Dengan memberikan pinjaman untuk Assalam Argo Industri kita bisa memberikan peluang warga setempat untuk mendapatkan penghasilan dengan cara yang lebih manusiawi.

Show Comments (0)
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *