Leonardo DiCaprio enggak bohong tentang dampak global warming. Jauh dari hingar-bingar Oscar, para petani ikan di Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, sudah lama menderita karena iklim yang ekstrim membuat hasil ikan mereka menurun. Jika pada masa lampau biasanya ada empat siklus pertanian dalam setahun, beberapa tahun terakhir, petani hanya bisa memanen hasil tani sebanyak dua atau tiga kali saja.

Hal ini diperburuk dengan sarana produksi yang tidak disediakan oleh pemerintah. Sebagai contoh, harga pakan yang melambung tinggi disebabkan oleh bahan bakunya impor, dan hal ini hampir tidak ada solusinya.

Masih butuh informasi lagi? Ya, keadaan petani ikan juga diganggu oleh pelaku penangkapan ikan ilegal, yang menyebabkan persediaan ikan di perairan umum menurun, bahkan hampir habis.

Mungkin kalau kita yang jadi petani ikan, sudahlah menyerah saja deh. Tetapi tidak dengan Dedy Kurniawan dan para petani ikan disana. Berbekal ilmu yang didapat saat kuliah di Jurusan Perikanan, Dedy membantu masyarakat untuk memperbaiki keadaan ini. Selain mencari alternatif untuk pakan ikan; mereka juga membagi hasil tani: menyebarkan sebagiannya di perairan umum, dan memberikannya kepada warga yang sangat membutuhkan.

Aquatic Tropish Farm merangkum ‘produk’ mereka dalam empat hal, yaitu:

Sedekah Ikan

Program ini memberikan 10% dari total benih ikan yang dihasilkan, paling tidak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan nutrisi yang sangat penting.

Restocking

Sebagian dari hasil panen dilepas ke danau atau sungai, agar ikan-ikan tersebut dapat berkembang-biak dan me-recover ekosistem yang hampir rusak.

Jasa Konsultasi

Pemberian bibit saja tidak cukup, warga kecamatan harus paham apa yang bisa mereka lakukan dengan bibit tersebut. Maka, Dedy melakukan pendampingan meliputi uji kualitas air dan penyuluhan.

Pengolahan Limbah

Dedy juga menunjukkan bahwa ia concern dengan kebun sayuran milik para warga, oleh karena itu limbah pertanian ikan digunakan sebagai pupuk organik.

Nah, dengan keunggulan yang dimiliki oleh Aquatic Tropish Farm, Dedy masih memfokuskan usaha ini untuk membantu warga Kecamatan Kongbeng saja. Tapi, meski judulnya ‘cuma’ kecamatan, ada 20,000 jiwa yang menunggu bantuanmu, agar mereka bisa mandiri di kemudian hari. So, segera danai project Aquatic Tropish Farm di sini.

Show Comments (0)
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *