Mayoritas pekerja di beberapa usaha yang dibawahi oleh Platpe adalah buruh tembakau. Itu pun mereka bekerja secara musiman—bergantung kepada jumlah tembakau yang diolah.

Berikut ini adalah 3 fakta tentang buruh tembakau yang harus kita pahami:

Pendapatan Buruh Tembakau Jember Rendah

Upah buruh tembakau masih di bawah rata-rata. Setiap harinya buruh tembakau di Jember diupahi sekitar Rp21.000-Rp 24.000 per hari—atau sekitar Rp 500- Rp 650 ribu per bulannya.

Ini sangat rendah dan di bawah stadar Upah Mininum Kabupaten Jember (sekitar Rp 1.460.000 per bulan).

Harga Tembakau Tak Menentu

Kualitas tembakau dipengaruhi oleh curah hujan. Jika curah hujan tinggi, maka sudah dipastikan harga tembakau akan menurun.

Harga tembakau ini juga akan sangat mempengaruhi upah buruh tembakau. Bukan tidak mungkin mereka mendapatkan penghasilan yang lebih rendah dari biasanya.

Selain itu, yang berhak menentukan harga tembakau adalah pedagang dari perusahaan rokok itu sendiri. Kualitas tembakau memiliki 40 tingkatan, dan nantinya bisa dihargai dari Rp 500 sampai Rp 25.000 per kilogramnya.

Buruh Tembakau Bukan Pekerjaan Tetap

Masa panen tembakau hanya sekitar satu tahu sekali. Dalam masa pengolahannya hanya memakan waktu 1-3 bulan saja. Yang artinya pekerjaan ini tidak bisa dijadikan pekerjaan tetap. Para ibu buruh tembakau harus mencari pekerjaan lain demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dengan upah yang minim serta masa kerja yang amat pendek dibutuhkan lapangan pekerjaan baru yang lebih layak.

Pernahkah kamu merasa kasihan dengan ibumu yang susah payah mencari nafkah demi pendidikanmu? Kamu bisa membantu para ibu buruh tembakau agar mendapat penghidupan yang lebih baik dengan cara memberikan pinjaman ke sini.

Show Comments (0)
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *