Kabar-Rantau.com – “Pinjaman darimu dapat memberdayakan banyak orang. Dampak besar bisa dimulai dari kontribusi Rp 50 ribu. Mari Bergandengan Tangan Dengan Para Wirausahawan Sosial dan jadi bagian dari perubahan”, begitu bunyi moto gandengtangan.org, menarik minat pengunjungnya berkontribusi memberikan pinjaman tanpa bunga kepada wirausahawan sosial yang membutuhkan modal kerja. Dalam situs tersebut, juga ditampilkan kegiatan para pengusaha pemula melalui unggahan video. Harapannya, dengan melihat video tersebut, investor dapat memilih perusahaan yang didukung.

Jezzie Setiawan, pendiri gandengtangan.org menjelaskan, tujuan dari situs dikelolanya adalah memberikan alternatif pembiyaan pengembangan bisnis atau usaha kelompok masyarakat yang kesulitan mendapat pinjaman dari bank atau lembaga keuangan. Padahal apabila diberikan kesempatan mengembangkan usaha, pendapatan atau keuntungan yang mereka peroleh dari usaha yang dijalankan dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

Konsep yang dikembangkan untuk mengumpulkan dana adalah dengan sistem ‘crowdlending’ atau ‘keroyokan’. Setiap orang yang berpartisipasi memberikan pinjaman dikumpulkan dalam satu akun dan apabila sudah terkumpul akan disalurkan kepada usaha yang didukung sebagai modal kerja atau pengembangan usaha.

Ide menghubungkan antara investor dan wirausaha sosial ini muncul ketika ia mengambil Master di University Of Exeter, Inggris. Selama belajar itu, Jezzie menyadari bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang sangat fantastis, namun hanya para pemodal besar saja yang dapat mengembangkan potensi tersebut. “Sedangkan kelompok masyarakat di sekitar sumber daya alam tersebut tetap miskin karena keterbatasan modal,” katanya.

Jezzie percaya, apabila kelompok masyarakat tersebut digerakkan dan diberi modal, mereka akan mampu bangkit dari kemiskinan dengan memanfaatkan potensi lokal. Untuk itulah diperlukan tokoh penggerak atau wirausaha sosial yang sangat banyak untuk mengkoordinir mereka. Setelah melakukan riset lebih jauh, ternyata sudah banyak wirausahawan sosial muncul namun mereka kesulitan permodalan.

Ia sendiri sempat berpikir berinvestasi sendiri untuk wirausaha sosial. Namun dengan demikian, kemampuan investasi Jezzie akan sangat terbatas, karena dia seorang diri. Di sisi lain ia juga melihat bahwa di Indonesia sudah ada beberapa situs pendanaan secara bersama (crowdfunding), namun bersifat donasi, namun Jezzie percaya wirausaha sosial tidak bisa mengandalkan donasi. “Wirausaha sosial harus bisa berdiri, berjalan secara mandiri dan berkelanjutan,” dia menjelaskan. Dari dasar pemikiran tersebut, ia meramunya dan membuat gandengtangan.org.

Pada tahap awal, ia bekerjasama dengan beberapa organisasi yang sudah bergerak di bidang wirausaha social, seperti UnLtd indonesia, Ashoka Foundation, Dhompet Duafa, serta organisasi inkubator bisnis lainnya untuk memperoleh data wirausaha sosial yang sedang membutuhkan dana. Peserta-peserta lomba yang menang atau yang kalah dalam kompetisi pendanaan dari organisasi tersebut ditawari mendapatkan dana lewat situs gandengtangan.org.

Diantara yang tertarik mendaftar, diseleksi kembali dan dipilih yang usahanya melibatkan banyak individu atau pemiliknya merupakan kelompok yang memiliki hak yang sama menikmati penghasilan atau keuntungan. Meskipun baru setahun berdiri, gandengtangan.org sudah memiliki 200 klien yang mendaftar untuk mendapatkan pendanaan, namun hanya 50 yang berhasil lolos seleksi karena sebagian besar adalah usaha kecil menengah yang dimiliki perorangan.

Dari 50 pendaftar yang lolos seleksi, Jezzie dan timnya masih terus memproses administrasinya dan membuatkan video kampanye. Proses pembuatan video kampanye ini jugalah yang menjadi hambatan terbesar gandengtangan.org karena banyak pelaku wirausaha sosial belum mampu membuat video yang menarik sehingga masih perlu dibimbing.

Akhirnya, Jezzie dan tim berhasil menyaring delapan proyek. Beberapa dari mereka adalah Mama Tata (Pemberdaya petani sorgum di Flores) , Du’Anyam (Kelompok Penganyam dari NTT), dan Koperasi LSM Sinar Abadi (Kelompok Nelayan Kerang di Banten) dengan melibatkan lebih dari seratus investor.

Untuk menjalankan gandengantanga.org, Jezzie bekerjasama dengan tiga pendiri lain yaitu Nur Roni Dinnurohman (Onay) sebagai pengembang web (Web Developper), Dhini Hidayati sebagai pengembang bidang binsis dan Erwin Aldrin Tan sebagai kepala bagian keuangan. Mereka berharap gandengatangan.org dapat membantu lebih banyak wirausaha sosial. (mydila)

Sumber: http://kabar-rantau.com/read/126/Gandeng-Tangan-untuk-Perubahan

Show Comments (0)
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *