Sekilas Raja Ampat adalah surga yang memikat, namun apakah kita tahu bahwa orang lokal sebagai pemilik lahan hanya akan mendapatkan uang sewa sebagaimana disepakati di muka, tanpa diberikan kesempatan
Oleh : Arman Dhani The Geo TIMES,02-02-2015 | Filantopi - Hal klise yang kerap menjadi penghalang untuk memulai usaha adalah perkara modal. Selain nyali dan keseriusan, modal memang menjadi salah
Have you ever heard of paintball? Airsoft is similar except there is no paint involved and uses smaller plastic pellets. Here at VIPAirsoft, we regulate all of the equipment brought
Techinasia.com - Here’s our newest round-up of the featured startups on our site this week. If you have startup tips or story suggestions, feel free to email us. Enjoy this week’s
Pada pertama kemunculannya sampai artikel ini ditulis baru ada satu proyek yang sudah terdaftar dan berjalan. GandengTangan menargetkan dalam dua tahun ke depan, mereka akan dapat melayani sekitar 120 sampai
Techinasia.com - Crowdfunding’s popularity is growing in Southeast Asia. In countries like Indonesia, Kickstarter and Indiegogo have made their marks, but there are also several other names vying for a piece
[youtube http://www.youtube.com/watch?v=pEfLRvcWEqs?feature=oembed&enablejsapi=1&origin=https://safe.txmblr.com&wmode=opaque&w=500&h=281]
Oleh : Shally Pristine sumber gambar : sajenjamu.com Kalau Kamu sedang berada di Amerika Serikat (AS), jangan kaget bila menemukan produk minuman kesehatan bermerk JAMU di sana. Minuman nenek moyang kita ini memang sudah merambah pasar Negeri Paman Sam itu, lewat racikan tangan Morsinah Katimin yang asli Jawa Tengah. Dia merintis usaha pembuatan jamu di San Fransisco dengan bendera Sajen Jamu Inc sejak 2008. Morsinah dibesarkan di sebuah dusun kecil dekat Candi Borobudur, Magelang.Dia mempelajari seni ini dari ibunya yang penjual jamu dan juga dari keluarga besarnya. Dusun tempatnya tinggal memang punya tradisi panjang dalam meramu minuman kesehatan tradisi nenek moyang. Bagi Morsinah, meracik jamu bukan hanya pekerjaan, melainkan ritual personal yang mendekatnya kepada akar leluhur. "Saat meracik jamu, saya bisa merasakan kehadiran ibu saya,“ katanya. Ketika berada di AS, Morsinah melihat peluang untuk memasyarakatkan jamu untuk pasar yang lebih modern. Dia mengemas jamu jadi suplemen herbal yang memenuhi selera juga standar mutu di sana. Kini, JAMU hadir dalam botol kaca ukuran 300 ml dengan pilihan rasa tematik. Misalnya campuran kunyit danjahe untuk mereka yang aktif atau campuran jahe dan lengkuas yang berkhasiat dalam meregenerasi sel-sel tubuh. Dia juga menggunakan pemanis yang sehat sehingga rasa jamunyadisukai konsumen. Kehadiran JAMU disambut hangat para penganut aliran hidup sehat alami di AS. Tidak berhenti di sana, Morsinah juga mengepakkan sayap Sajen Jamu Inc sampai ke Malaysia dan membuka perusahaan kongsi dengan pengusaha lokal. Di San Fransisco sendiri, dia kewalahan melayani naiknya permintaan padahal modal tidak selalu likuid. Untunglah baru-baru ini Morsinah mendapat bantuan pinjaman mikro model keroyokan (crowdlending) dari Kiva senilai 3.000 dolar AS. Pinjaman ini akan menjadi modalnya untuk membayar uang muka pembelian kendaraan operasional, alat pengemasan, dan pembuatan akun korporat di Silicon Valley. Pinjaman hasil urunan dari 35 orang dan lembaga ini akan dia kembalikan dalam jangka waktu 24 bulan. Setelah uang tersebut dia kembalikan, para pemberi pinjaman bisa kembali memutar uang itu untuk memodali niat baik lain. Sebenarnya apa crowdlending itu? Apa bedanya dengan crowdfunding? Sederhananya ini adalah model pendanaan keroyokan, mirip saweran atau urunan dana yang sudah lebih dulu kita kenal. Di crowdfunding, pendana projek "ikhlas" memberikan uangnya untuk projek yang dia dukung tanpa ada ikatan untuk memantau tindak lanjutnya. Bisa dibilang, crowdlending adalah salah satu model turunan crowdfunding. Bedanya, crowdlending mengharuskan penerima dana untuk mengembalikan uang yang digunakan setelah jangka waktu tertentu karena modelnya memang pinjaman. Dengan model pinjaman seperti ini, pemilik projek dan peminjam terhubung dalam relasi khusus selama tenor pinjaman sehingga perkembangannya bisa terpantau. Karena itu, seperti pada cerita Sajen Jamu Inc di atas, crowdlending biasanya berfokus untuk mendanai usaha kecil yang produktif namun membutuhkan tambahan modal untuk ekspansi. Mengapa perlu crowdlending? Ide di balik crowdlending ini adalah agar mereka, yang tidak mampu mendapatkan pinjaman dari bank atau tidak mau memakai pinjaman bank, bisa mendapatkan kesempatan untuk mendapat pendanaan dari khalayak. Sebagian pelaku crowdlending ada yang menerapkan bunga, namun tidak sedikit pula yang tulus memberikan modal dengan bunga 0%. Bayangkan besarnya manfaat yang bisa diberikan dengan model pinjaman bergulir seperti ini. Kita bisa mendorong perubahan yang terus-menerus lewat mendukung orang-orang berniat baik. Sebentar lagi, kita pun bisa memberi pinjaman lewat skema crowdlending seperti yang diterima Morsinah lewat GandengTangan.
Oleh : Shally Pristine gambar : morsinah, penjual jamu di Amerika yang sukses berkat dukungan crowdlending dari Kiva Zip Walau pengamen sering menyindir (bahkan mengancam) penumpang bis kota zaman sekarang
sumber gambar : pif.org.nz Berapa akumulasi dana sosial–termasuk sedekah, zakat, derma, donasi dan hibah–dari semua orang Indonesia? Jika asumsinya sebesar 1% dari PDB, maka potensi di tahun 2014 besarnya Rp