“Rajin menabung, pangkal kaya”

Kutipan itu mengawali perbincangan kami bersama Ibu Sri di depan warungnya. Beliau bercerita bahwa dari kalimat itu lah semuanya bermula. Hampir setiap waktu beliau diingatkan oleh ibunya untuk selalu menabung agar ketika dewasa bisa hidup sejahtera seperti orang gedongan. 

“Dulu waktu masih kecil di kampung, saya selalu dikasih tahu cara biar kaya lewat nabung di celengan. Bahkan pernah juga disaranin nyimpen uang di bawah kasur. Yaudah saya lakuin aja sampe bertahun-tahun, siapa tahu bisa kaya. Eh suatu hari uang saya malah dimakan rayap dan ada aja orang rumah yang suka ngambilin uangnya. Padahal itu semua hasil dagang saya selama bertahun-tahun, gimana mau cepet kaya kalau diambil terus.”

Memang kalimat ajakan untuk menabung itu tidak sepenuhnya salah. Namun menurut Ibu Sri, pernyataan tersebut kurang tepat. Ia mengaku juga, kalau dengan keterbatasan pengetahuannya tentang keuangan justru bikin dia kesulitan di masa sekarang, ditambah lagi pekerjaannya yang sekarang dia lakukan adalah seorang pedagang. 

“Saya gak tahu apa-apa, cara ngatur uang yang saya tahu juga ya cuma sisihin uang buat ditabung, pokoknya biar cepet kaya. Eh jadinya ya begini kayak saya, apalagi buat orang yang cari nafkah lewat dagang. Kalau gak pinter-pinter ngatur keuangan, ya bolong terus tabungan.”

Minim Informasi Terkait Literasi Keuangan

Minimnya pengetahuan Ibu Sri tentang keuangan membuatnya jadi tidak bisa mengatur keuangan dengan baik. Padahal dia membutuhkan modal untuk bisa terus berjualan, ditambah lagi pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari. Tapi, Ibu Sri merasa beruntung banget nih bisa bertemu dengan GandengTangan. Ia mengaku jadi lebih tahu tentang literasi keuangan.

“Untung ada GandengTangan, yang bisa ajuin pembiayaan sekaligus kasih binaan tentang keuangan juga ke para usaha mikro lainnya. Dananya juga didapetin dari masyarakat kita sendiri yang bisa sekalian ngembangin uang (investasi) di GandengTangan. Saya baru tahu kayak ginian, ya dari GandengTangan ini. Seneng juga, akhirnya bisa tahu cara lain biar nambahin duit pake peer-to-peer lending.”

‘Jangan Kayak Saya’

Semenjak itu pula, beliau mulai memberikan pemahaman baru tentang menabung kepada anak-anaknya. ‘Pokoknya jangan kayak saya, lah’ tambah bu Sri.

“Jadi, saya saranin aja ke anak saya biar jangan cuma nabung doang. Nabung juga jangan di celengan, ntar bisa dicongkel. Awalnya sekali nyongkel eh tambah lama ambles tabungannya dicongkel terus. Pokoknya, anak saya jangan sampai kayak saya. Mesti tahu cara ngatur uang.”

Pernyataan tersebut menjadi ilmu baru bagi bu Sri. Selain mendapatkan pembiayaan dari GandengTangan, beliau ingin anaknya juga bisa untuk mulai investasi sejak dini. Dengan minimal Rp50ribu saja kamu bisa mendapatkan imbal hasil hingga 15,6% per tahun. Enggak cuma dape tambahan uang, tapi kamu juga sekaligus berpartisipasi dalam membantu para pengusaha mikro di Indonesia.

‘Tapi khawatir deh kalau coba investasi online gitu, aman nggak?’

Tenang, di GandengTangan ada fitur Asuransi Proteksi Pendanaan yang bisa membuat kamu enggak perlu khawatir lagi deh. Manfaatin fitur tersebut untuk meminimalisir resiko investasi online. Dan yang pasti, GandengTangan juga telah terdaftar dan diawasi oleh OJK sejak Februari 2019 lalu. Jadi, enggak ada yang perlu dikhawatirkan lagi deh untuk mulai berinvestasi online di GandengTangan.

Jadi, enggak hanya rajin menabung doang yang bisa buat kamu kaya. Kamu bisa investasi online, nabung emas, nabung saham, dsb-nya untuk bisa jadi kaya. Banyak cara kok untuk bisa hidup lebih sejahtera. Semuanya bergantung pada kamu aja nih. Saran dari Gita, ya langsung coba aja investasi di GandengTangan.

Show Comments (0)
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *