Membantu ibu-ibu istri petani agar mendapatkan pendapatan yang lebih baik. Itulah ide besar yang digagas A. Muhammad Ilham, atau yang biasa disapa Ilham. Pengalamannya memimpin dan bergabung beberapa organisasi membuatnya tergerak untuk berkontribusi untuk lingkungan sekitarnya, yaitu Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Beberapa waktu yang lalu, tim GandengTangan berkesempatan untuk ngobrol-ngobrol santai dengan Pak Ilham tentang Kelompok Usaha Tani yang dibinanya. Yuk simak obrolan kami berikut ini!
—
Halo, Pak Ilham. Bisa dijelaskan secara singkat gambaran tentang Kelompok Wanita Tani?
Pada awal tahun 2014 saya berinisiatif untuk membentuk organisasi yang mewadahi ibu-ibu rumah tangga. Di Kelompok Wanita Tani ini kita memanfaatkan pekarang rumah untuk budidaya sayur dan tanaman lokal. Kemudian hasilnya diolah menjadi produk pangan lokal seperti keripik, rengginang dan lain-lain. Dalam hal produksi makanan jadi, kita mengelolanya secara home industri. Hasil dari penjualan akan ditabung.
Apa permasalahan utama yang membuat Pak Ilham tergerak hatinya untuk membuat Kelompok Wanita Tani ini?
Rata-rata para bapak di Kabupaten Soppeng berprofesi sebagai buruh tani. Penghasilan yang mereka dapat masih jauh dari layak. Maka dari itu saya tergerak untuk memberdayakan para ibu—istri dari para buruh tani tersebut—agar mampu membantu perekonomian keluarga.
Jumlah anggotanya di tahun pertama ada 30 orang. Sekarang sudah sekitar 60 -an orang. Di sini kami mengajak para ibu untuk bercocok tanam dengan memanfaatkan pekarangan rumah.
Bagaimana Kelompok Wanita Tani menjalani usahanya?
Sekarang kami mengandalkan hasil dari penjualan kompor biomass dan lampu tenaga surya. Ini berasal dari pecahan Asosiasi Pedagang Kaki Lima. Nanti hasilnya akan digunakan untuk membiayai Kelompok Usaha Tani. Di samping itu kita juga mengadakan pelatihan-pelatihan seperti budidaya sayur, makanan organik, budidaya ternak dan pemeliharaan ikan air tawar.
Sudah ada 11 desa yang menjadi tempat pendistribusian kopor biomass. Sedangkan untuk lampu tenaga surya sudah sekitar 6 desa yang didistribusikan. Khusus untuk lampu tenaga surya, ini berguna sekali untuk desa-desa tersebut karena daerahnya masih jauh dari akses aliran listrik.
Apa yang dibutuhkan Kelompok Wanita Tani saat ini?
Saat ini para ibu di Kelompok usaha tani memiliki semangat yang tinggi untuk berwirausaha. Tapi kami mempunyai beberapa kendala, salah satunya adalah pembelian bibit. Karena setiap panen tentunya tanah harus ditanam kembali agar lahan tetap produktif. Tapi di lain sisi harga bibit yang lumayan mahal membuat semangat para ibu Kelompok usaha tani menjadi terhambat.
Kenapa Anda percaya dengan GandengTangan?
Awalnya saya ingin mengajukan kegiatan pemberdayaan, kebetulan saya lihat kampanye GandengTangan di internet. Saya percaya kepada GandengTangan karena ada Masril Koto yang pernah mengapresiasi situs GandengTangan.org. Kebetulan saya kenal dengan beliau dan beliau juga pernah datang ke tempat saya.
Harapan setelah terdanai?
Ketika sudah terdanai kami harapkan setiap kegiatan yang kita lakukan bisa berkesinambungan. Kami bisa menciptakan kader-kader yang bisa menciptakan kegiatan di lain tempat. Sejauh ini kami sudah melakukan banyak pelatihan, yang pertama kelompok tani, jahit-menjahit, dan masih banyak lagi.
Kami berharap para ibu ini bisa hidup mandiri dan tidak bergantung pada orang lain, bisa menambah pendapatan rumah tangga dan mengajak orang lain untuk mengikuti kegiatannya.
—
Pak Ilham sudah memulai langkah besar dengan menciptakan peluang usaha untuk istri para buruh tani. Kamu juga bisa menyukseskan usahanya kok dengan cara memberikan pinjaman minimal Rp 50.000 di sini!