Bantu Kehamilan Dengan Menganyam Lontar
Fransiskus Kumanireng berang dengan sang istri, Meliana Adinda Soge atau biasa disapa dengan Du’a Mili. Emosi yang meluap membuatnya hampir membakar tikar anyaman buatan istrinya. Du’a Mili tak bisa berbuat apa-apa. Yang bisa ia lakukan kemudian hanya menyembunyikan hasil anyaman tikarnya di rumah tetangga. Bukan tanpa alasan Frans marah.
Belum lama sebelum kemarahan suaminya, Du’a Mili baru saja bergabung dengan Du’Anyam. Inisiatif Du’Anyam sendiri adalah upaya Azalea Ayuningtyas dan beberapa temannya untuk mendorong kesehatan ibu dan anak di Desa Dun Tana Lewoingu, Flores Timur Nusa Tenggara Timur (NTT).
Angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan yang tinggi mendorong Du’Anyam untuk menjadi bagian dari solusi di NTT.
Caranya adalah dengan mengajak ibu-ibu menganyam serta membantu pemasarannya. Selama ini ibu hamil di NTT masih harus menggarap lahan yang jaraknya sekitar 2 kilometer, tentu menjadi pekerjaan berat bagi ibu hamil.
Menganyam adalah salah satu solusi agar ibu-ibu di NTT dapat tetap mendapatkan penghasilan tanpa perlu pergi ke ladang yang jauh.
Sayangnya Frans sempat salah paham dengan ikhtiar positif Du’Anyam untuk Du’a Mili. Ayah tiga orang anak ini merasa skeptis dengan apa yang istrinya lakukan bersama Du’Anyam. Perasaan skeptis itu muncul karena sudah banyak pelatihan keterampilan di desa namun hasilnya nihil. Pelatihan keterampilan tersebut tak menyediakan pasar untuk menjual kerajinan, akibatnya tak ada hasil konkret berupa pemasukan uang.
Rasa skeptis Frans mulai luntur ketika mengetahui bahwa Du’a Mili mendapatkan penghasilan dari hasil menganyam bersama Du’Anyam.
Plus tak seperti perkiraannya Du’Anyam terus berjalan dan berkembang.
Sudah setahun Du’a Mili berkolaborasi dengan Du’Anyam menganyam lontar. Jauh-jauh hari sebelum bergabung dengan Du’Anyam ia memang sudah memiliki bakat menganyam. Beberapa peralatan rumah tangga seperti keranjang kecil untuk acara adat, keranjang untuk membawa hasil kebun, sampai membuat tikar bisa ia lakukan.
Kini, bersama Du’Anyam karya anyamannya menghasilkan pendapatan tambahan. Pendapatan ini ia gunakan untuk membeli makanan dan kebutuhan sehari-hari. Uang tunai amat berharga bagi masyarakat di Desa Dun Tana Lewoingu karena sulit sekali mendapatkannya di luar musim panen. Penghasilan tambahan dari menganyam juga Du’a Mili gunakan untuk membiayai kursus komputer anak sulungnya yang kini telah lulus SMA.
Berkah anyaman ini tak hanya berpengaruh pada sisi ekonomi keluarga Du’a Mili. Perubahan terjadi pada interaksinya dengan sang suami, Frans. Kini sang suami mendukung upaya istrinya menganyam, ia bahkan membantu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan domestik ketika istrinya menganyam.
Kisah sukses Du’a Mili plus kemahiran menganyam membuatnya menjadi pelatih bagi ibu-ibu muda yang ingin bergabung dengan Du’Anyam.
Tak hanya itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNMP) pernah memintanya memberi pelatihan menganyam untuk ibu-ibu di Pulau Solor, NTT.
Tak hanya Du’a Mili yang mendapatkan keuntungan dari menganyam, ada sekitar 30 ibu di NTT yang berkolaborasi dengan Du’Anyam. Ibu-ibu ini mendapatkan tambahan penghasilan yang penting untuk meingkatkan kesehatan ibu hamil dan bayi.
Salah satu langkah konkret peningkatan kesehatan ini adalah Iuran Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang digagas oleh Posyandu setempat. Bentuknya konkretnya adalah para ibu yang memiliki balita iuran sejumlah Rp 2000,- untuk memasak makanan bergizi penambah nutrisi. Sebelum mendapatkan tambahan penghasilan melalui menganyam, iuran bulanan ini kerap macet. Beruntung sejak mendapat tambahan penghasilan dari hasil menganyam iuran bulanan ini bisa lancar, kebutuhan nutrisi pun perlahan-lahan mulai menuju perbaikan.
Kisah Du’a Mili dan perjuangan 30 ibu di NTT bersama Du’Anyam adalah bukti bahwa dengan menganyam lontar mereka juga sedang menganyam masa depan anak-anak NTT.
Kamu bisa ikut menjadi bagian melukis masa depan NTT dengan mendukung Du’Anyam.
Kini, Du’Anyam membutuhkan pinjaman untuk membeli satu unit motor yang berguna membantu kegiatan operasional di lapangan. Roda-roda motor yang berputar tersebut adalah tanda bahwa selalu ada asa untuk kesehatan ibu dan anak di NTT. Kamu bisa menjadi bagian mewujudkan asa tersebut dengan ikut memberikan pinjaman.
Mulai langkahmu untuk memberi pinjaman dengan klik tautan ini!