“Tentu yang saya tawarkan di les ini berbeda dengan Les Bahasa Inggris yang sudah ada, baik secara target pasar ataupun konsep dan metode pengajaran. Target pasar saya jelas, masyarakat kelas menengah ke bawah. Sedangkan konsep dan metode pengajaran adalah menitikberatkan ke bagaimana membuat mereka bisa berbicara dalam bahasa Inggris. Saya ingin mereka merasakan pelajaran bahasa Inggris yang sama dengan kualitas sekolah internasional. Oleh karena itu, saya menyebutnya bisnis tapi memberi.”
Sebagai global citizen, menguasai bahasa Inggris sudah bukan lagi pilihan tapi keharusan. Makanya, kita semua mendapatkan pelajaran bahasa Inggris sejak di bangku sekolah dasar. Tapi, ternyata nih, ada ketimpangan pada hal kurikulum dan kualitas pengajaran di berbagai pelosok Indonesia. Salah satunya bahkan terjadi di kota terbesar kedua di Indonesia yaitu Surabaya.
Di Surabaya, kursus bahasa Inggris tersebar dimana-mana. Sekolah internasional pun juga tak terhitung jumlahnya. Berita buruknya, kebanyakan fasilitas tersebut hanya dapat dijangkau oleh masyarakat kelas atas. Masyarakat kelas bawah harus puas dengan pengajaran bahasa Inggris di sekolah yang tentunya sangat kurang, sehingga harus mengubur impian untuk dapat menguasai bahasa Inggris dengan baik.
Untunglah, Surabaya punya Pak Herijanto dengan Les Bahasa Inggris untuk Rakyat-nya. Setelah jatuh bangun selama beberapa tahun, Pak Herijanto bisa menjalankan usaha ini dengan lancar mulai tahun 2013. Saat itu, beliau mendapatkan tempat untuk digunakan sebagai lokasi les; hanya dengan sistem bagi hasil dan tanpa uang kontrak.
Di sini, para siswa bisa membayar kursus bahasa Inggris sesuai dengan kemampuan mereka. Misalnya, ada siswa yang cukup mampu untuk membayar Rp 50,000-120,000/bulan. Atau, ada juga yang hanya mampu membayar Rp 300,000 per tahun. Terakhir, ada pula beberapa anak yang tidak mampu membayar sehingga digratiskan oleh Pak Herijanto. Dengan demikian, Les Bahasa Inggris untuk Rakyat benar-benar memfokuskan pendidikan bahasa Inggris yang tadinya tidak tersentuh oleh kelompok orang miskin.
Meskipun biaya kursusnya tidak seberapa, Pak Herijanto tetap berjuang dalam mempertahankan kualitas pengajarannya. Berbekal pengalaman mengajar bahasa Inggris secara privat untuk siswa-siswa dari sekolah internasional, beliau meramu Les Bahasa Inggris untuk Rakyat ini dengan baik. Beliau juga mengundang guru native speaker minimal sekali dalam setahun, agar para siswa dapat mempraktikkan kemampuan bahasa Inggris mereka.
Namun begitu, beliau tetap harus menutup biaya operasional kursus. Cara yang beliau pilih adalah berjualan sepatu, yang sudah berjalan hampir dua tahun. Nah, sekarang, beliau sedang membutuhkan tambahan modal untuk dapat mengembangkan usaha bisnis sepatunya. Tujuan utamanya, kembali lagi, membiayai Les Bahasa Inggris untuk Rakyat. Dengan berjalannya bisnis sepatu tersebut, Pak Herijanto berharap agar tetap dapat menjaga biaya kursus semurah mungkin. Oleh sebab pentingnya kursus bahasa Inggris untuk masyarakat kelas bawah ini, yuk dukung project Pak Herijanto dengan memberikan pinjaman mulai dari Rp. 50.000,00 di sini.