gt-logo

Melihat persoalan yang membelit social enterprise, membuat Jezzie turun tangan dengan mendirikan GandengTangan.org

Techno.id – Budaya gotong royong merupakan ciri khas yang melekat terhadap orang Indonesia. Tak terkecuali untuk urusan pendanaan. Menjamurnya social enterprise merupakan salah satu bukti bentuk kepedulian dalam memecahkan permasalahan yang ada. Namun, pada dasarnya social enterprise juga membutuhkan dukungan, baik secara finansial atau pun teknis karena mereka mencoba untuk memecahkan masalah sosial dengan model yang berkelanjutan dan mandiri secara pendanaan.

Fakta di lapangan menyatakan sulitnya social enterprise untuk mendapatkan dana dari bank atau investor. Biaya bank dengan suku bunganya yang tinggi, perlu agunan tanah atau bangunan dan rumitnya persyaratan merupakan berbagai faktor penghalang yang ada.

Betania Jezamin Setiawan, Co-Founder dan CEO GandengTangan.org mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan funding dari investor juga tidak mudah. Tidak banyak social enterprise yang memiliki akses ke investor, dan tentunya investor mengharapkan return imbalan yang tinggi, dan juga kepemilikan saham. Di satu sisi, karena meningkatnya jumlah yayasan dan gerakan yang hanya tergantung pada hibah donor, sementara jumlah donor tidak bertambah banyak, hal itu juga menyebabkan semakin kompetitif untuk mendapatkan sumbangan amal.

 

Berbagai faktor yang ada menyulitkan dan memperlambat misi untuk mencapai perubahan sosial dengan model yang berkelanjutan, di mana sudah banyak pelaku social enterprise yang siap untuk berkarya.

Melihat persoalan yang membelit social enterprise, membuat Jezzie turun tangan dengan mendirikan GandengTangan.org. Namun Jezzi mengakui jika ia hanya berperan seorang diri tak akan memberikan dampak apa pun. “Oleh karena itu, dengan membuat GandengTangan.org, saya bisa mengajak teman-teman dan masyarakat untuk bersama-sama membantu social enterprise dalam bentuk pinjaman tulus tanpa bunga,” ungkapnya.

Untuk memulai startup ini, Jezzi mengungkapkan investasi awal denganbootstrapping tidak besar, untuk mencakup pembiayaan notaris membuat Akta badan hukum (PT), survei kecil serta reward, brand designer awal, dan domain, membutuhkan dana sekitar 15 juta belum termasuk co founders.

Ke depannya jika sudah mendapat seed funding dari investor baru Ia berencana merekrut skill yang dibutuhkan. Startup yang telah mendapatkan investasi dari private investor yang tidak bisa disebutkan ini berencana mendapatkan Rp 700 juta dalam waktu dua tahun, yang nantinya dicairkan per bulan sesuai dengan permintaan.

 

Sumber : techno.id

Show Comments (0)
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *