Waktu kita kelas 3 SMA, biasanya kita sibuk ngapain sih? Ikut bimbel dan mempersiapkan ujian kelulusan sudah pasti masuk ke daftar aktivitas kita. Tapi, Muhamad Aditya Miftahudin mengurusi peternakan lele – sambil tetap bersekolah di kelas 3 sebuah SMK di Banten, jurusan Teknik Mesin.
Jurusan Teknik Mesin? Apa hubungannya sama lele? Jadi, sejak tahun 2006, orang tua Aditya, punya peternakan lele. Dua tahun terakhir, Pak Iyas, ayah Aditya, mempercayakan peternakan lele tersebut kepada Adit. Kebetulan, beberapa tetangga juga tertarik untuk mempelajari budidaya ikan lele. Sehingga, Adit dan Pak Iyas kemudian memodali terpal, benih dan sebagian dari pakan lele kepada warga sekitar yang berminat.
Hal ini Adit lakukan karena merasa prihatin melihat para warga yang kurang mampu, bahkan untuk mengirim anak-anak mereka ke SMP saja kadang terbentur masalah finansial. Sebagai nelayan atau petani, biasanya penghasilan mereka tidak menentu; dan Adit merasa dengan budidaya ikan lele, masalah penghasilan warga ini bisa terbantu. Apalagi, secara umum, masyarakat sudah familiar dengan peternakan lele.
Buktinya, pada tahun 2011 saja, volume produksi ikan lele di Provinsi Banten mencapai 7.408 ton dengan nilai mencapai 82 milyar rupiah (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, tahun 2012). Dengan demikian, diharapkan kedepannya, budidaya ikan lele dapat mengurangi angka pengangguran di desa, terutama desa tempat tinggal Adit, Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Nah, saat ini, budidaya ikan lele di desa Adit mengalami masalah non teknis yaitu keterbatasan fasilitas untuk meningkatkan produksi. Sehingga, budidaya yang dilakukan baru bisa memenuhi kebutuhan keluarga saja, belum mengarah pada kegiatan ekonomi pada skala bisnis.
Untuk itu, Adit membutuhkan bantuanmu agar bisa ‘menambal’ modal yang diperlukan. Dengan dukunganmu, Adit bisa membantu lebih banyak warga untuk membuat kolam lele mereka sendiri, sehingga mereka bisa memiliki penghasilan yang lebih baik. Yuk, dukung Iyas Lele di sini.