Kaya Harta Bisa Dicari, Tapi Kaya Hati Wajib Kita Miliki
Menyumbang, berdonasi, dan memberikan pinjaman identik hanya bisa dilakukan oleh orang kaya. Misalnya nih, saat kita kekurangan uang pasti kita akan cari teman yang kita anggap punya uang berlebih. Tapi nyatanya sering kali hasil pinjaman bukan kita dapat dari teman yang uangnya berlebih tapi justru dari teman yang bersedia menolong. Nah, artinya ketebalan kocek bukan indikator utama untuk memberikan pinjaman lho.
Tapi tapi tapi bukannya memberi pinjaman jumlahnya harus banyak? Hmmm…siapa bilang. Coba bayangkan sebuah platform di mana kamu bisa menyumbang mulai dari 50 ribu perak. Sekarang enggak usah dibayangin lagi karena platformnya sudah ada.
Bentar, kita masih lihat ada ekspresi keraguan nih. Oke-oke nampaknya kamu butuh lebih banyak alasan kalau kita bisa memberikan pinjaman mulai dari seharga makan di café, alias lima puluh ribu aja. Kalau gitu kita kasih beberapa fakta buatmu:
Memberikan Pinjaman Itu Soal Kemauan Bukan Kemapanan
Banyak lho orang yang secara kemampuan finansial biasa saja tapi kerap memberi pinjaman. Kira-kira kenapa ya? Ini karena kultur gotong royong kita kuat. Kita dan teman ibarat senasib sepenanggungan, kalau dia sedang susah kita merasakan kesusahannya. Sekarang bayangin deh kalau kita bisa merasa senasib sepenanggungan dengan para wirausahawan sosial di seluruh Indonesia. Pastinya bisa, kita bahkan bisa bergandengan tangan melakukan perubahan bareng teman-teman wirausahawan sosial.
Udah Ngasih Bantuan Tapi Apakah Nanti Dikembalikan?
Tentu pinjaman beda dengan donasi. Kalau memberikan pinjaman artinya si peminjam wajib mengembalikan lagi ke si pemberi pinjaman. Dengan pinjaman juga kamu secara tidak langsung mendidik si peminjam untuk bertanggung jawab. Kalau si peminjam adalah seorang wirausaha maka kamu juga mendorong dia agar melakukan pembukuan dan pencatatan yang lebih rapi. Yang lebih penting dari itu semua adalah pinjamanmu akan kembali ke dompetmu. Jadi lupakan istilah jurus seribu langkah dalam pinjaman, alias si peminjam kabur.
Tapi Kan Malu Kalau Cuma Ngasih Pinjaman Sedikit
Ya ampun, malu itu kalau kamu mandi di luar rumah atau nyolong jemuran tetangga. Masak memberi pinjaman malu, justru kita harus bangga karena meski sumber daya sedikit tapi kita berusaha berguna bagi orang lain. Lagipula dengan sistem crowdlending, bukan hanya kamu sendiri yang memberikan pinjaman tapi juga puluhan atau bahkan ratusan orang. Jadi tak perlu malu memberi pinjaman walau cuma sedikit, karena berapapun pinjamanmu akan punya arti bagi para wirausahawan sosial.
Emang Pinjaman Yang Nominalnya Kecil Akan Membantu?
Jawabnya jelas membantu! Kenapa? Pertama, karena melalui sistem crowdlending yang meminjamkan bukan hanya kamu, jadi walaupun pinjamanmu kecil akan menambah kemungkinan agar proyek seorang wirausahawan sosial dapat kita danai. Kedua, dengan memberi pinjaman, meskipun kecil kamu secara tidak langsung juga memberi pesan kepada orang-orang bahwa memberikan pinjaman bisa dari nominal yang kecil
Tapi, tapi, tapi…udah enggak usah banyak tapi. Mungkin sekarang kamu belum mau memberikan pinjaman, tenang aja, kamu bisa kok memberi deposit pinjaman dulu sebesar minimal 50 ribu. Nantinya kalau ada proyek sosial dari wirausahawan sosial yang menurutmu penting untuk didukung kamu tinggal memberikan pinjaman melalui depositmu. Kalau selama ini 50 ribumu hanya jadi kopi di kafe dekat kantor atau kampus, kini saatnya 50 ribumu jadi berarti bagi wirausahawan sosial!