Dengan rencana keuangan jangka panjang yang tepat, masa depan akan terjamin. Apa saja langkah yang perlu dilakukan untuk itu?
Bayangkanlah kondisi finansial Anda pada 10 tahun mendatang. Apakah Anda optimis akan menjadi lebih baik daripada hari ini? Setiap orang tentu ingin mengalami perubahan ke arah yang positif dari waktu ke waktu. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan upaya sekaligus perencanaan yang matang.
Sayangnya, tidak semua orang menyadari pentingnya perencanaan. Akibatnya, langkah-langkah yang ditempuh setiap hari kurang terarah. Visi untuk mencapai kesuksesan secara finansial pun semakin sulit untuk diwujudkan.
Kapan Harus Membuat Rencana?
Tujuan rencana keuangan jangka panjang adalah untuk memetakan langkah-langkah terkait keputusan finansial. Waktu yang paling tepat untuk melakukannya adalah saat ini. Rencana keuangan yang baik akan menghasilkan keputusan-keputusan yang baik pula.
Untuk membuat rencana keuangan, khususnya jangka panjang, Anda dapat memanfaatkan jasa financial planner profesional. Financial planner tidak bertindak untuk menjaga kekayaan, tetapi menjadi teman berdiskusi sebelum Anda memutuskan langkah keuangan yang penting. Namun, Anda juga dapat mengatur sendiri rencana keuangan jangka panjang dengan skema sederhana.
Tujuan Rencana Keuangan Jangka Panjang
Apakah yang ingin Anda capai dalam jangka waktu 10 tahun mendatang? Masing-masing orang tentu memiliki prioritas yang berbeda. Berikut beberapa tujuan rencana keuangan jangka panjang yang perlu dipertimbangkan.
1. Menikah
Usia muda bukan alasan untuk bersantai-santai mengelola keuangan. Pasalnya, biaya kebutuhan hidup semakin hari semakin tinggi. Selain itu, setiap orang juga harus mempersiapkan diri untuk melewati setiap tahap penting dalam kehidupan, salah satunya pernikahan.
Memang tidak ada batas waktu khusus untuk menikah. Pernikahan dapat dilangsungkan apabila satu pasangan telah siap secara fisik maupun emosional. Berapa pun usia saat menikah, yang pasti biaya untuk melangsungkan pernikahan tidak murah. Dengan menyadari hal ini, para lajang tentu perlu menyusun rencana keuangan yang matang.
2. Memiliki rumah sendiri
Memiliki rumah sendiri adalah cita-cita setiap orang, baik yang masih lajang maupun sudah menikah. Menurut data Kementerian PUPR pada 2016 lalu, jumlah keluarga di Indonesia yang belum memiliki rumah adalah sekitar 13,5 juta. Sejumlah analisis bahkan menyebutkan bahwa kaum milenial diperkirakan akan sulit memiliki rumah.
Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Harga properti yang semakin mahal serta kesejahteraan ekonomi yang belum terlalu meningkat menjadi faktor pemicunya. Oleh karena itu, tidak salah apabila memiliki rumah sendiri dijadikan sebagai motivasi mengelola keuangan jangka panjang.
3. Pensiun
Siapa yang tidak ingin pensiun dalam kondisi yang mapan? Memiliki tabungan ketika pemasukan tidak lagi mengalir seperti biasa adalah impian para pekerja yang telah menginjak usia senja. Sebaliknya, kurangnya persiapan ketika memasuki masa pensiun dapat memicu masalah besar. Oleh karena itu, mengelola keuangan dengan baik pada saat masih bekerja sangat disarankan.
Tips Membuat Rencana Keuangan Jangka Panjang
Membuat rencana keuangan untuk jangka panjang perlu melewati pertimbangan yang matang. Pasalnya, dampaknya bukan hanya sesaat. Salah mengelola keuangan, efeknya dapat berlangsung lama, bahkan memengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan.
Nah, untuk menghindari hal tersebut, terapkan beberapa tips membuat rencana keuangan jangka panjang berikut.
• Tentukan tujuan yang ingin dicapai
Tentukan tujuan yang ingin dicapai secara spesifik. Sebagai contoh, Anda ingin berkeliling dunia pada 10 tahun mendatang atau memiliki rumah pada 5 tahun mendatang. Tujuan yang dapat diukur seperti ini akan lebih mudah dijabarkan dalam langkah-langkah praktis.
• Hitung aset dan utang yang dimiliki
Setiap orang pasti memiliki modal awal untuk mencapai tujuan tersebut. Modal awal ini dapat berwujud aset yang dimiliki, baik berupa harta maupun kemampuan. Sadarilah apa saja aset tersebut. Kemudian, hitung pula jumlah utang yang masih harus dibayar, seperti cicilan motor, tagihan kartu kredit, dan sebagainya.
• Ketahui biaya rutin yang harus dikeluarkan
Setiap bulan, pasti ada biaya yang harus dikeluarkan. Biaya-biaya ini tidak dapat dihindari, tetapi dapat dikurangi. Sebut saja, biaya makan, transportasi, atau operasional rumah. Nah, skema penghematan dapat diterapkan pada bagian ini.
Jenis biaya lain yang bisa dihemat adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk gaya hidup, bergaul atau sosial, dan berbagai pengeluaran yang sebenarnya tidak perlu ada. Untuk mengenali apa saja yang termasuk dalam kelompok ini dibutuhkan kebijakan.
• Sisihkan sejumlah dana untuk investasi
Setelah mengelola pengeluaran rutin, diharapkan ada dana yang tersisa untuk digunakan berinvestasi. Investasi sangat penting dalam mendukung rencana keuangan jangka panjang. Ada beragam bentuk investasi, antara lain investasi emas, saham, deposito, atau p2p lending.
Nah, untuk berinvestasi, Anda dapat bergabung dengan GandengTangan.org. Di sini, Anda bisa turut membantu pembiayaan operasional sejumlah Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) secara crowdlending. Selanjutnya, Anda akan menerima keuntungan dari hasil investasi jangka pendek tersebut.
Selain bertujuan untuk membangun kesadaran investasi online, platform ini juga merupakan salah satu wujud kepedulian sosial. Tujuannya untuk menyetarakan kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Yuk, ikut berpartisipasi bersama.