Setiap instrumen investasi memilikikelebihan &risiko.Untukitu, ketahui perbandingan risiko beberapa instrumen investasi berikutini.
Investasi adalah cara terbaik untuk membiakkan dana yang Anda miliki. Selain mengenal macam-macam instrumen investasi yang dinilai menjanjikan, Anda juga perlu melakukan riset terhadap pasar investasi, keuntungan, serta risikonya. Jangan sampai Anda menaruh dana pada produk investasi yang sebenarnya kurang begitu dipahami.
Kurang jeli dalam melihat peluang dan risiko instrumen investasi bukan hanya akan mengurangi keuntungan yang didapatkan, tapi juga bisa menempatkan Anda pada kerugian finansial yang tidak sedikit. Untuk mempersiapkan diri dalam berinvestasi, baiknya kita mengenal risiko yang dimiliki beberapa instrumen investasi populer berikut ini:
1. Reksa Dana
Reksa dana diklaim sebagai instrumen investasi modal kecilpaling pas untuk anak muda. Nilai modal awal yang relatif ringan mungkin jadi salah satu faktor yang membuatnya cocok dipilih anak muda yang baru merintis karier. Reksa dana juga menawarkan kemudahan dalam pengelolaan dana sebab dana tersebut dikelola manajer investasi.
Di satu sisi, adanya manajer investasi jelas memudahkan investor dalam mengalokasikan dananya. Namun, Anda jadi kurang memiliki kendali dalam memutuskan pembelian atau penjualan aset.
Jika dibandingkan dengan saham, tingkat return reksa dana pun masih lebih rendah. Belum lagi adanya biaya pengelolaan aset yang dikenakan perusahaan kepada para investor. Anda mungkin baru bisa menikmati hasil investasi reksa dana ini 5-10 tahun ke depan.
2. Saham
Saham bisa jadi instrumen investasi yang punya nilai prestise tersendiri. Saham merupakan bukti yang menyatakan Anda memiliki aset di sebuah perusahaan. Sebagai hasilnya, Anda akan diberikan pembagian dividen secara berkala.
Pengetahuan mendalam tentang pasar saham mutlak diperlukan agar dapat bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi. Itu juga yang mungkin menjadi faktor risiko utama yang dimiliki saham sebagai instrumen investasi. Anda harus bersiap menanggung kerugian yang cukup besar jika sewaktu-waktu terjadi pergolakan ekonomi atau masalah internal perusahaan yang membuat harga sahamnya merosot tajam.
3. Deposito
Sama seperti saham, deposito juga tidak dapat digolongkan sebagai investasi modal kecil yang cocok untuk para pemula. Secara umum, deposito dapat diartikan sebagai tabungan dengan setoran awal berjumlah besar yang disimpan di bank dalam jangka waktu tertentu. Dilihat dari proteksi dana, deposito bisa jadi instrumen investasi paling aman sebab dilindungi lembaga pemerintah.
Karena ada masa tenor yang lamanya ditentukan sendiri oleh pihak bank, Anda tidak boleh menarik dana deposito tersebut sebelum tenor berakhir. Jika Anda menarik dana sebelum tenor, pihak bank akan menjatuhkan biaya penalti yang jumlahnya relatif besar. Di samping itu, keuntungan deposito juga banyak ditentukan oleh fluktuasi suku bunga. Rata-rata tingkat suku bunga bank per bulannya berada di kisaran 3% – 8%.
4. Logam Mulia
Emas dan logam mulia merupakan instrumen investasi modal kecil yang dapat dijangkau masyarakat luas. Dari masa ke masa, investasi logam mulia juga paling banyak digemari karena nilainya cenderung stabil bahkan selalu naik. Tak seperti deposito berjangka, emas dan logam mulia dapat dicairkansaat Anda membutuhkan dana darurat.
Namun, Anda juga perlu memerhatikan faktor keamanannya sebab emas sangat rentan diincar para pelaku kejahatan. Kerusakan juga bisa terjadi pada produk emas perhiasan. Karenanya, Anda mungkin perlu kehati-hatian ekstra jika ingin berinvestasi emas.
5. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga yang dikeluarkan perusahaan swasta maupun pemerintah sebagai bukti peminjaman dana dari masyarakat. Pihak peminjam akan memberikan imbal hasil berupa sejumlah bunga pada investornya. Biasanya obligasi diterbitkan untuk masa peminjaman setidaknya lima tahun.
Dibandingkan dengan deposito, obligasi menawarkan besaran bunga yang relatif lebih besar. Namun, sama seperti deposito, investor tidak bisa leluasa menarik dana setiap kali dibutuhkan mengingat masa tenor obligasi yang lumayan lama. Risiko lainnya yang harus diperhatikan adalah kemungkinan dana pinjaman yang tidak kembali jika perusahaan penerbit obligasi mengalami kebangkrutan atau dilikuidasi.
6. Properti
Properti juga memiliki nilai yang relatif stabil bahkan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Bisa dibilang instrumen investasi ini merupakan yang paling ideal, khususnya bagi mereka yang memiliki modal besar.
Namun, Anda tak hanya memerlukan modal besar untuk memulai investasi properti. Biaya perawatan properti yang jumlahnya besar pun dibutuhkan untuk meningkatkan nilai jual. Imbal hasil properti juga didapat dalam jangka waktu yang relatif lama, terlebih di kondisi ekonomi yang tidak stabil.
7. P2P Lending
P2P lending merupakan investasi modal kecil yang layak dicoba milenial. Anda bisa memulai investasi dengan modal awal minimal Rp100.000. Investor juga memiliki kendali penuh untuk menentukan bidang usaha mana yang ingin diinvestasikan. Di platform P2P lending, Anda bisa membaca profil, portofolio, serta jumlah imbal hasil yang ditawarkan peminjam.
P2P lending juga bisa menjadi sarana untuk berkontribusi memajukan industri UMKM tanah air. Platform P2P lending seperti gandengtangan.org, misalnya, ditargetkan untuk mempertemukan investor dengan para pemilik usaha mikro di seluruh Indonesia.
Dengan menginvestasikan dana untuk para pengusaha kecil, Anda juga turut berpatisipasi dalam memajukan taraf hidup masyarakat ekonomi rendah. Jangan khawatir, imbal hasil yang ditawarkan juga menarik kok, yakni berkisar hingga 15% setiap tahunnya.
Meski bisa dikatakan sebagai instrumen investasi modal kecil alternatif untuk anak muda, P2P lending juga punya risiko yang harus diperhatikan. Ada kemungkinan peminjam gagal membayarkan pinjamannya. Karenanya, Anda juga perlu memperhatikan aturan masing-masing platform dalam mengatasi masalah tersebut. Biasanya, perusahaan sudah menyiapkan dana cadangan atau sistem khusus untuk menalangi dana investor yang gagal dibayarkan.
Itulah keuntungan dan risiko dari beberapa instrumen investasi populer di Indonesia. Lakukan riset mendalam sebelum mulai investasi agar dapat menyiapkan strategi untuk meminimalisasi risiko dan mendapatkan return yang maksimal.