Dari Mempertaruhkan Nyawa, Kini Punya 8 Kolam Lele
Hujan deras mengguyur Desa Tlogosari, Banyuwangi. Petir ikut menyambar. Suaranya menggema di seluruh desa. Orang-orang otomatis memilih beristirahat di rumah. Menghindari badan kuyup dan bahaya petir yang bisa menyambar kapan saja.
Mungkin hanya orang gila yang masih berada di luar rumah. Legimin bukan orang gila, ia bahkan sangat waras.
Bapak satu anak ini memilih berada di luar rumah saat hujan deras. Bahkan di tengah hujan deras tersebut ia masih harus naik pohon kelapa untuk menderes nira. Bukan satu pohon kelapa, ia memanjat sekitar 30 pohon kelapa.
Kita pasti akan berpikir mengapa Legimin tak menunda pekerjaannya memderes nira? Ia bisa saja menunda, tapi jika ia tidak mengambil nira satu hari saja, maka pohon tersebut tidak akan menghasilkan nira selama seminggu. Seminggu tak ada nira sama dengan penghasilan yang akan berkurang secara signifikan.
Pekerjaan menantang nyawa tersebut Legimin lakukan dengan upah hanya satu juta setiap bulannya.
Legimin sebelumnya sempat merantau ke Bali, Surabaya, dan beberapa kota lain untuk bekerja serabutan. Sekadar agar perut bisa terisi dan dapur di kampung halaman yang jauh bisa mengebul. Ia akhirnya memutuskan pulang ke Banyuwangi karena ingin berkumpul dengan keluarga. Menderes nira pun jadi pilihan pekerjaannya. Sayangnya upah pekerjaannya tak sebanding dengan risikonya, mempertaruhkan nyawa.
Di tengah beratnya pekerjaan tersebut, satu tahun lalu Legimin bertemu dengan Agus dan Anang dari Ekonomi Lokal.
Kedua orang tersebut memperkenalkan konsep Lele Booster pada Legimin. Lele Booster adalah proses budidaya lele yang menggunakan kolam lebih dalam dan teknik pengairan yang berbeda dengan biasanya. Hasilnya budidaya lele jadi lebih mudah dan lele yang dihasilkan pun lebih banyak dan lebih besar. Yang paling penting Legimin tak perlu lagi menyabung nyawanya dengan naik pohon kelapa di tengah petir yang menyala.
Legimin adalah orang pertama yang bergabung dan berkolaborasi dengan inisiatif Lele Booster oleh Ekonomi Lokal. Kini, ia sudah mempunyai 8 kolam lele.
Kolam-kolam tersebut membuat penghasilannya meningkat berkali lipat dari pekerjaan sebelumnya menderes nira.
Tak hanya Legimin, kisah sukses juga Aris atau akrab disapa dengan Jebor alami. Bapak dua anak ini bergabung dengan Lele Booster setelah sebelumnya menjadi kuli gali kabel di Bali. Pekerjaan serabutan yang tak menentu penghasilan ditambah kerinduan akan keluarga membuatnya pulang ke Banyuwangi.
Di kampung halamannya harapan untuk hidup lebih layak mulai muncul ketika bergabung dengan Lele Booster. Ia kini telah memiliki tiga kolam, sekaligus sedang belajar menjadi pemasok makanan khusus lele master, yakni lele-lele yang dipelihara sampai ukuran besar. Lele jenis itu banyak dipasok ke kolam-kolam pemancingan.
Legimin dan Aris adalah beberapa contoh nyata kesuksesan pembudidaya Lele Booster.
Kini ada sekitar 20 keluarga yang menjadi binaan Lele Booster.
Penghasilan yang meningkat setelah berkolaborasi dengan Lele Booster biasa pembudidaya lele gunakan untuk mendukung kegiatan sekolah anak-anaknya. Mereka ingin agar anak-anak mereka bisa sekolah tinggi.
Interaksi dengan Ekonomi Lokal membuat pembudidaya lele ini terinspirasi bahwa pendidikan akan sangat mempengaruhi perjalanan hidup seseorang.
Para pembudidaya lele ini sesungguhnya tak hanya sedang beternak lele, mereka sedang merawat masa depan anak-anaknya, merawat masa depan generasi masa depan di Banyuwangi.
Kamu bisa ikut membantu membangun generasi masa depan Banyuwangi dengan memberikan pinjaman pada Lele Booster. Pelajari caranya di sini.