Sebuah surat elektronik (surel) masuk ke kotak masuk penulis GandengTangan, nama pengirimnya Anang Setiawan, inisiator Ekonomi Lokal. Beberapa menit kemudian Anang mengirim pesan pendek ke penulis bahwa ia
Bantu Kehamilan Dengan Menganyam Lontar Fransiskus Kumanireng berang dengan sang istri, Meliana Adinda Soge atau biasa disapa dengan Du’a Mili. Emosi yang meluap membuatnya hampir membakar tikar anyaman
Dari Mempertaruhkan Nyawa, Kini Punya 8 Kolam Lele Hujan deras mengguyur Desa Tlogosari, Banyuwangi. Petir ikut menyambar. Suaranya menggema di seluruh desa. Orang-orang otomatis memilih beristirahat di
(Menganyam Perubahan di NTT Bisa Kamu Lakukan Sekarang Juga) Sebelum baca ini, coba kamu lihat ibumu di rumah. Pandang dia, bayangkan saat ia mengandungmu. Badannya tentu membesar, tubuhnya butuh banyak
Semangat Ekonomi Lokal mengembangkan perekonomian desa patut kita dukung. Ekonomi lokal mengajak pemuda-pemuda yang merantau ke kota untuk kembali ke kampung halamannya. Anak-anak muda ini akan menjadi penggerak ekonomi
Ayo kita ngaku, pasti salah satu pilihan menu ketika pulang kantor adalah pecel lele. Ini karena warung pecel lele memenuhi tiap sudut kota kita. Saat menyantap lele yang enak
Pak Jebor sangat ingin tinggal bersama keluarganya di kampung halamannya, Banyuwangi. Apa daya tak ada pekerjaan di desanya. Alhasil ia harus hijrah ke Bali. Di Pulau Dewata tersebut
(Terdanai Hanyalah Awal, Perjalanan Timba Masih Panjang) Sebuah pesan masuk ke telepon seluler penulis, pesan itu hanya berisi satu kata, “Terdanai!”. Penulis melihat nama pengirim pesan, Awaludin Aryanto alias
“Nanti aja deh ngasih pinjemannya, kan masih lama waktunya,” pasti pikiran seperti itu pernah terbersit ketika kamu hendak memberi pinjaman melalui crowdlending. Pikiran seperti itu bisa muncul karena selain
jangan pernah menyepelekan kekuatan kata-kata. Contoh paling populer adalah saat Bung Tomo menggerakkan masyarakat Surabaya melawan penjajah. Sebut juga quote “I have a dream” dari Marthin Luther King yang mendorong