Hidup minimalis di tengah budaya konsumtif dan di masa krisis, bisa menguntungkan secara finansial maupun pribadi, lho. Kenapa dan gimana caranya? Kita bahas lebih lanjut, yuk!
Memulai hidup minimalis bukanlah hal mudah, apalagi untuk kamu yang sering tergoda dengan promo diskon yang muncul setiap bulan. Tapi, dengan hidup minimalis ada keuntungan secara finansial maupun pribadi, yang akan kamu dapatkan. Khususnya di saat seperti pandemi ini atau masa krisis.
Kenapa hidup minimalis menguntungkan di saat krisis? Jelas, pengeluaran sebulan kita atur jadi lebih minim dari sebelumnya, sehingga uang bulanan lebih banyak disimpan untuk memenuhi dana darurat. Di luar itu, di masa krisis, enggak semua orang mendapatkan gaji yang utuh sebanyak 100%, sebagian dari kita mungkin ada yang hanya mendapat gaji 25% per bulan, atau justru di-PHK tanpa pesangon. Sehingga kita perlu memutar otak agar pengeluaran bisa disesuaikan dengan pendapatan seadanya.
Lalu, gimana cara mudah untuk mulai hidup minimalis di tengah krisis?
1. Menjual barang yang enggak diperlukan
Dalam mengadopsi hidup minimalis, para penganut minimalis hanya menyimpan barang-barang yang dibutuhkan, Sahabat GandengTangan. Tapi bukan berarti mereka benar-benar enggak memiliki barang yang mereka sukai. Itu tergantung dengan diri masing-masing, tapi yang pasti dalam hidup minimalis lebih mementingkan nilai barang tersebut dan kebutuhan dibanding beli hanya karena sedang tren saja.
Jadi, untuk memulai hidup minimalis, kamu bisa mulai dengan membongkar semua pakaian atau barang-barang di rumah. Kemudian pilih mana yang ingin tetap kamu gunakan dan mana yang mau dijual. Nantinya dari hasil penjualan barang-barang tersebut bisa kamu gunakan untuk tabungan, maupun pegangan kamu di saat masa krisis.
2. Beli Satu = Jual Satu
Setelah melakukan cara pertama, kamu bisa lanjut ke cara kedua ini, yaitu saat kamu ingin membeli 1 barang, kamu mesti menjual 1 barang. Maksudnya adalah saat Gita mau membeli celana jins baru, Gita mesti menjual 1 celana jins yang ada di rumah. Dengan begitu, jumlah pakaian Gita tidak menumpuk dan secara keuangan, bisa dibilang seperti tukar tambah.
Lewat sistem seperti ini, barang kamu jadi enggak banyak bertambah. Cara bisa menjadi salah satu cara yang lebih mudah untuk kamu yang sering berbelanja, namun bukan berarti hal ini jadi alasan kamu tetap belanja terus. Poin utamanya adalah agar kamu bisa melepas satu barang yang kamu punya untuk 1 hal yang lebih baik/nyaman dari sebelumnya. Sehingga kamu juga jadi belajar untuk memiliki satu hal yang membuat kamu nyaman daripada punya banyak barang tapi tidak ada yang membuat kamu nyaman. Dengan begitu, secara finansial, keuanganmu juga jadi lebih aman.
3. Rencana & Evaluasi Keuangan
Hal dasar ini juga digunakan oleh para penganut minimalis, Sahabat GandengTangan. Yep, mengatur bujet menjadi salah satu hal yang umum untuk dilakukan, agar kamu bisa mengetahui dimana letak kebocoran yang selama ini membuat keunganmu berantakan.
Untuk mempermudah melakukan perencanaan keuangan, kategorikan menjadi 3, yaitu: Esensial, non-esensial, dan Junk. Dengan membagi menjadi 3 kategori tersebut kamu jadi bisa belajar barang mana saja yang diperlukan dan membuat skala prioritasnya.
Dari 3 cara sederhana di atas kamu bisa mulai pelan-pelan untuk mulai meminimalisir mana saja yang benar-benar diperlukan dan mana yang enggak. Namun poin yang perlu Gita sampaikan adalah hidup minimalis tidak mengekang kamu, melainkan mengajarkan kita untuk bisa hidup dengan hal yang tepat, kita butuhkan, dan membuat hidup lebih nyaman, karena kita memiliki hal esensial yang kita inginkan.
Di masa krisis, seperti di masa pandemi ini, bisa jadi waktu yang tepat untuk mulai hidup minimalis. Dengan keadaan uang yang secukupnya, kita bisa mulai mengatur kembali keuangan pribadi kita dan mulai kembali evaluasi. Atau jika memang dibutuhkan, kamu bisa mulai mengembangkan dana atau menambah pendapatan lewat berbagai cara.
Selamat mencoba, Sahabat GandengTangan! Kami tunggu cerita pengalamanmu di kolom komentar.