Generasi yang tercepit, harus menghidupi orangtuanya dan anaknya

Generasi sandwich, istilah yang semakin akrab di telinga kita, merujuk pada individu yang berada di tengah-tengah dua generasi yang membutuhkan dukungan. Fenomena generasi sandwich semakin terasa di Indonesia, terutama di kalangan masyarakat urban. Mereka adalah kelompok usia produktif yang harus berperan sebagai penopang utama baik bagi orang tua yang sudah lanjut usia maupun anak-anak mereka yang masih dalam tahap pertumbuhan. Kondisi ini seringkali menciptakan tekanan finansial dan emosional yang cukup signifikan.

Di Indonesia, fenomena generasi sandwich semakin menonjol seiring dengan perubahan struktur keluarga dan perpanjangan usia harapan hidup. Faktor-faktor seperti keterlambatan menikah, biaya hidup yang tinggi, dan kurangnya fasilitas perawatan lansia menjadi beberapa penyebab utama munculnya generasi sandwich. Beban ganda yang dipikul generasi sandwich tidak hanya terbatas pada aspek finansial. Mereka juga harus menghadapi tantangan emosional dalam membagi waktu dan perhatian antara orang tua dan anak. Konflik generasi, perasaan bersalah, dan stres adalah beberapa masalah yang seringkali dialami oleh generasi sandwich.

Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Menurut data BPS 2022, 23,9% penduduk lanjut usia bergantung pada dukungan finansial dari anak-anak mereka. Situasi ini diperburuk dengan fakta bahwa biaya hidup di kota besar seperti Jakarta terus meningkat. Sebuah survei dari Katadata mencatat bahwa rata-rata biaya hidup di Jakarta mencapai Rp7 juta per bulan pada 2023. Generasi sandwich harus menyeimbangkan pengeluaran ini, apa lagi bagi mereka yang ingin memiliki rumah impian. Mereka terbebani juga dengan cicilan rumah yang harganya sangat jauh dan terasa mustahil untuk tercapai. Beban ganda ini menyebabkan banyak dari generasi sandwich mengalami stres finansial.

Penyebab munculnya generasi sandwich:

  • Keterlambatan menikah
  • Biaya hidup yang tinggi, terutama di kota besar
  • Kurangnya fasilitas perawatan lansia
  • Perubahan peran gender dalam keluarga
  • Harapan hidup yang semakin panjang

Baca juga: Home Sweet Loan: Rumahku dan Utangku

Dampak Menjadi Generasi Sandwich

  • Stres dan Kecemasan: Beban tanggung jawab yang berat dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berkepanjangan.
  • Masalah Kesehatan: Stres kronis dapat memicu berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan tidur, sakit kepala, dan gangguan pencernaan.
  • Sulit Membangun Karier: Fokus pada kebutuhan keluarga seringkali mengorbankan pengembangan karier.
  • Hubungan Keluarga yang Memburuk: Konflik kepentingan antara generasi dapat menyebabkan hubungan keluarga menjadi tegang.

Solusi untuk Generasi Sandwich

  • Komunikasi yang Efektif: Membangun komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anggota keluarga lainnya.
  • Perencanaan Keuangan: Membuat perencanaan keuangan yang matang untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga.
  • Mencari Dukungan Sosial: Bergabung dengan komunitas atau kelompok pendukung untuk berbagi pengalaman dan mencari solusi.
  • Memprioritaskan Diri Sendiri: Jangan lupa untuk meluangkan waktu bagi diri sendiri untuk beristirahat dan melakukan aktivitas yang menyenangkan.
  • Pemerintah: Meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan jaminan sosial bagi lansia, serta memberikan dukungan finansial bagi keluarga yang memiliki anggota lansia.

Generasi sandwich merupakan fenomena sosial yang kompleks dengan dampak yang luas. Pemerintah, keluarga, dan individu perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh generasi sandwich. Dengan perencanaan yang matang, dukungan sosial, dan bantuan profesional, generasi sandwich dapat menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan bahagia.

Show Comments (0)
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *