“Orang dapat mengubah kehidupannya sendiri jika mereka memiliki dukungan institusi yang tepat. Mereka tidak meminta kemurahan hati. Kami tidak melakukan apa pun secara khusus. Satu-satunya hal yang kami lakukan adalah meminjamkan uang pada orang miskin. Hal itu membuat perubahan.” – Muhammad Yunus, pendiri Grameen Bank dan penerima Penghargaan Nobel Perdamaian

Buat kamu yang tinggal di kota besar, sejumlah uang tertentu kadang terasa kecil. Misalnya, sekali ngopi di kafe saja bisa menghabiskan sampai seratus ribu-an. Tapi tahukah kamu, ketika seratus ribu itu kamu alihkan menjadi pinjaman di GandengTangan, hal ini bisa mengubah kehidupan seseorang, atau bahkan sekampung?

Sebagaimana dinyatakan oleh Muhammad Yunus di atas, terkadang donasi bukanlah solusi bagi orang miskin untuk keluar dari permasalahannya. Mereka membutuhkan suatu kekuatan dan motivasi agar mereka bisa melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Mungkin kamu tahu suatu saat bisa bekerja dengan menggunakan ijazah sarjana kita; tapi kebanyakan orang miskin bahkan tidak memiliki latar belakang pendidikan formal yang bisa memberikan mereka pekerjaan. Jangankan berimpian untuk memiliki jenjang karier yang tinggi, dipekerjakan pada bagian yang layak saja mungkin hanya sebatas angan-angan bagi mereka. Oleh karena itu, usaha kecil menjadi cara mereka untuk tetap menafkahi keluarga.

Adanya social entrepreneur yang memiliki komitmen untuk membangun komunitas dan meningkatkan penghidupan yang layak; memberikan angin segar bagi penyelesaian masalah sosial seperti kemiskinan. Karena pada dasarnya mereka tetap ‘mengejar’ profit, kelanggengan bisnis menjadi kunci bagi keberlangsungan misi perbaikan hidup bagi komunitas sasaran. Namun, dalam perjalanan untuk mewujudkan misi mulia ini mereka juga menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah kebutuhan modal untuk operasional dan peningkatan produktivitas.

Maka dari itu, GandengTangan.org lahir untuk menjembatani antara kamu: generasi milenial yang punya ‘kelebihan rezeki’ – dengan para social entrepreneur yang sedang berjuang untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.

Kenapa kamu harus memberikan pinjaman dan bukan donasi? Lalu, apa untungnya untukmu jika tidak mendapatkan bunga dari project yang kamu danai?

Salah satu alasan utamanya, karena kita adalah makhluk sosial yang diciptakan oleh Tuhan untuk berbagi. Hidup akan lebih berarti ketika kita tahu sebagian dari uang saku atau gaji kita, bisa menciptakan perubahan positif bagi orang lain. Seperti yang telah disebutkan di atas, mungkin malam minggu ini kamu menahan diri untuk tidak ngopi. Tapi siapa tahu, uang yang ‘hanya segitu’ bisa mengirim anak-anak kembali ke sekolah.

Semuanya dimulai dari komunitas yang mandiri dan berdaya secara ekonomi. Ketika mereka memiliki mata pencaharian, maka mereka bisa membayangkan kehidupan yang lebih baik: pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Mereka tidak membutuhkan donasi sekali lepas yang justru berpotensi membuat mereka malas. Mereka memiliki keteguhan diri untuk menghasilkan sesuatu dari kedua belah tangan sendiri. Yang mereka butuhkan adalah orang-orang yang dengan baik hati mengajarkan suatu keahlian khusus. Orang-orang ini adalah social entrepreneur.

Hal ini tentunya akan lebih cepat berkembang dengan pinjaman yang kamu berikan. Kamu mungkin tidak mendapat bunga, tapi kamu turut ‘memiliki’ usaha yang tersebar di pelosok Indonesia. Ketika para pemilik project mengembalikan pinjaman mereka, kamu bisa mengalihkannya ke project lain. Begitu seterusnya hingga satu persatu project perlahan menciptakan kehidupan yang mungkin tak pernah dibayangkan sebelumnya oleh masyarakat lokal. Tengok saja beberapa contohnya seperti Komodo Water, Pelangi Viridis, atau Mama Tata.

Jadi, kalau kamu sudah mulai mempertimbangkan untuk memberikan pinjaman, baca lagi deh lima manfaat yang bisa kamu peroleh sebagai pemberi pinjaman di sini, lalu cek project yang membutuhkan dukunganmu di sini.

Show Comments (0)
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *