Bagaimana sih gaya berinvestasi kaum milenial? Lalu, cara investasi seperti apa yang banyak dipilih generasi tersebut? Simak ulasannya berikut ini.

Banyak yang menganggap jika generasi milenial yang gaya hidupnya identik dengan dunia digital tidak memiliki ketertarikan yang cukup untuk berinvestasi. Mereka lebih tertarik menghabiskan uangnya untuk traveling atau membeli produk-produk fashion dari brand ternama.

Pernyataan tersebut sebenarnya bisa disangkal. Sebagian besar kaum milenial ternyata masih memiliki keinginan untuk berinvestasi, tetapi mereka tidak memilih cara yang konvensional seperti obligasi atau investasi emas. Jenis investasi yang dipilih tentu disesuaikan dengan gaya hidup generasi tersebut. Berikut adalah tiga cara investasi yang banyak diminati oleh generasi milenial.

1. Reksa Dana Online

Berinvestasi secara online menjadi pilihan kaum milenial untuk mempersiapkan dana masa depan. Salah satu jenis investasi yang banyak dipilih generasi ini adalah reksa dana online. Meski reksa dana sudah lama hadir dan dianggap sebagai cara berinvestasi konvensional, konsepnya yang kini dipadukan dengan sistem dalam jaringan menawarkan kemudahan lain yang menarik minat kelompok yang dikenal dengan Generasi Y ini.
Ada beberapa jenis investasi reksa dana yang tersedia, yakni reksa dana saham, pendapatan tetap, pasar uang, dan reksa dana campuran. Jenis investasi tersebut menawarkan retur tingkat medium dengan risiko yang tidak terlalu besar, sehingga cocok dipilih oleh investor pemula.

2. Investasi Bitcoin

Cara investasi lain yang dilirik kaum milenial adalah investasi bitcoin. Dalam istilah finansial, bitcoin merupakan mata uang virtual yang hanya bisa digunakan dalam transaksi digital. Jenis investasi ini cukup menguntungkan, mengingat aktivitas transaksi online, termasuk berbelanja, kini lebih banyak dilakukan, dan pelaku transaksi tersebut didominasi oleh generasi milenial.

Meski demikian, investasi bitcoin tidak menjamur di Indonesia seperti yang terjadi di sejumlah negara lain, terutama negara-negara di Eropa. Pasalnya, selain risiko berinvestasi yang terbilang besar, Bank Indonesia sebagai lembaga finansial utama di negeri ini tidak menganggap bitcoin sebagai komoditas maupun mata uang. Legalitasnya pun masih diperdebatkan.

3. Peer-to-Peer Lending

Peer-to-Peer (P2P) Lending merupakan suatu inovasi dalam dunia investasi. Jenis investasi ini menghubungkan investor atau penanam modal dengan borrower yang meminjam modal. Peminjam dalam hal ini merupakan para pelaku Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) yang memerlukan pendanaan untuk mengembangkan usahanya.

Keuntungan yang ditawarkan investasi P2P Lending tergolong tinggi, yakni mencapai angka 15,6 % persen dengan pengembalian efektif setiap bulan. Konsep investasinya pun dianggap sangat sesuai dengan minat generasi milenial yang kini banyak menggeluti dunia wirausaha dan terjun dalam kegiatan sosial.

Ketiga jenis investasi tersebut menawarkan keuntungan yang bervariasi dan dipilih oleh kaum milenial dengan pertimbangan yang berbeda-beda. Investasi P2P Lending, misalnya, saat ini lebih banyak diminati dibandingkan dua jenis investasi lainnya. Selain menawarkan cara investasi yang mudah, jenis investasi ini juga memiliki peran penting dalam mengembangkan unit usaha mikro. Cari tahu lebih lanjut mengenai manfaat P2P Lending dan cara bergabung menjadi investor di sini.

Show Comments (1)
1 Comment
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *