Perkembangan teknologi keuangan (fintech) mendorong munculnya berbagai jenis investasi aman. Salah satu investasi yang sedang hits adalah Peer to Peer (P2P) Lending. Model penanaman modal ini dinilai cocok untuk pemula. Pasalnya, P2P Lending memiliki risiko kecil.
Selain minim efek, P2P Lending bisa dilakukan secara online. Anda pun dapat memulai investasi ini dengan nominal Rp50.000 saja. Lalu, bagaimana cara menjadi investor P2P Lending? Simak ulasan berikut ini.
1. Memilih Platform Tepercaya
Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memilih platform penyedia investasi P2P Lending. Jika perlu, cobalah meriset profil platform tersebut. Pastikan, kredibilitas peminjam, pembagian keuntungan, serta arah penggunaan modal dapat diketahui secara jelas.
Di samping itu, platform tepercaya biasanya memberikan transparansi dalam hal laporan transaksi. Penayangan laporan tersebut dilakukan secara real time. Artinya, investor bisa mengecek perkembangan usaha mikro dan pendanaan setiap saat, di berbagai tempat.
Cara mengecek profil platform P2P Lending bisa lewat internet atau media sosial. Jika menginginkan informasi lebih banyak, tidak ada salahnya bergabung di komunitas terkait platform P2P Lending.
2. Pertimbangkan sebelum Memutuskan Berinvestasi
Investasi online—seperti P2P Lending—memiliki beberapa risiko yang harus Anda waspadai. Dari mulai pemalsuan identitas, gagal bayar, serta uang tidak kembali. Itu sebabnya, Anda perlu mempertimbangkan secara matang sebelum berinvestasi.
Tanyakan ke dalam diri Anda, apakah sudah menanggung konsekuensinya. Untuk meminimalkan risiko, coba cermati sistem seleksi di platform penyedia P2P Lending. Anda—sebagai calon investor—harus memastikan platform tersebut menggunakan model credit scoring.
Mengapa harus credit scoring? Pasalnya, sistem seleksi credit scoring tidak hanya mengandalkan credit report Bank Indonesia. Sistem ini juga mempertimbangkan aspek lainnya yang menyangkut kehidupan pribadi dan karakter peminjam.
3. Lakukan Diversifikasi Peminjam untuk Mengembangkan Investasi Anda
Mengurangi risiko investasi online mesti dilakukan kedua pihak, yakni platform penyedia P2P Lending dan investor. Jika dari pihak platform menyediakan credit scoring sebagai antisipasi, maka investor harus melakukan diversifikasi.
Diversifikasi merupakan cara meminimalkan risiko dengan meminjamkan dana ke beberapa usaha mikro berbeda. Semisal, Anda menanamkan modal Rp10 juta. Sebesar Rp2 juta diberikan untuk bisnis kerajinan tangan, Rp7 juta ditanamkan ke peternakan, sisanya diserahkan kepada pedagang gorengan.
Catatannya, ketika Anda memilih peminjam yang menjanjikan keuntungan besar, otomatis risikonya lebih tinggi. Sebaliknya, tingkat pengembalian rendah, cenderung memiliki risiko kecil. Jadi, cobalah membagi rata investasi Anda agar keuntungannya tetap maksimal.
Investasi bukan paksaan ataupun kewajiban, melainkan sebuah saran demi kebebasan finansial di masa depan. Meski begitu, Anda harus memilih platform investasi aman supaya dana bisa disalurkan sesuai keinginan. Salah satu platform yang bisa dipilih adalah Gandengtangan. Melalui web Gandengtangan.org, setiap orang berkesempatan untuk meraih kemapanan.