Punya kesulitan mengenalkan keuangan pada anak? Mari kita bahas 5 hal keuangan yang perlu kamu kenalkan kepada anak sejak dini.

Bagi sebagian orangtua, keuangan menjadi salah satu bahasan yang sulit untuk diajarkan kepada anak. Jangankan untuk si kecil, bahkan bagi orang dewasa saja sudah malas ketika membahas keuangan. Padahal literasi keuangan pada anak itu penting banget, lho.

Literasi Keuangan Indonesia

Berdasarkan data dari OJK pada tahun 2019 menunjukan indeks literasi keuangan di Indonesia mencapai 38,03%, meningkat dibandingkan 3 tahun sebelumnya. Namun angka tersebut belum dinilai cukup bagus. Sehingga saat dewasa dan menua, uang yang dihasilkan dari kerja keras hilang begitu saja karena saat muda kita hidup tanpa perencanaan yang jelas untuk masa depan. Minimnya pengetahuan tentang literasi keuangan menghasilkan generasi sandwich, yaitu perumpamaan yang digunakan pada kondisi seseorang yang terhimpit pada persoalan keuangan keluarga dengan keuangan pribadinya/keluarganya (anak dan pasangan). 

Sehingga mereka mesti banting tulang untuk membiayai dirinya sendiri dan keluarga sekitarnya. Padahal kalau sudah dikenalkan soal keuangan sejak dini, hal ini bisa diminimalisir karena sudah punya perencanaan sejak masih kecil. Nah, itu dia yang akan kita bahas dalam artikel ini.

Cara Mengenalkan 5 Hal Keuangan pada Anak
1. Menabung di Celengan

Yep, menabung di celengan, terkesan sederhana, tapi jangan salah. Dengan terus mengingatkan anak pada menabung, bisa melatih kebiasaan anak untuk menyimpan uang yang disisihkannya setiap hari dari uang jajan. Kenapa celengan? Sebagai awalan, cobalah bentuk kebiasaan si kecil dengan cara yang mudah dan menarik. Kamu bisa membeli celengan yang menarik perhatian si kecil, sehingga anak tertarik untuk menabung di celengan.

Sebagai contoh yang baik, kamu sebagai orangtua juga bisa melakukan hal yang sama, menabung di celengan. Tujuannya agar si anak melihat bahwa orangtua mereka juga melakukan hal yang sama seperti dia. Jadi, ada ketertarikan bagi anak untuk mengikutinya.

2. Mengenalkan Kebutuhan dan Keinginan

Saat masih anak-anak, sudah sewajarnya jika memiliki banyak permintaan ini-itu. Tapi, ada baiknya kalau para ibu bisa memberikan pengertian tentang kebutuhan dan keinginan pada si anak. Sehingga anak-anak bisa paham bahwa enggak semua hal yang diinginkan mesti dituruti dan dibutuhkan. Untuk bisa melakukan hal ini, para ibu bisa melakukannya dengan cara kalian masing-masing.

Misal, dengan membandingkan barang A (air putih, kebutuhan) dan B (minuman berasa, keinginan), kemudian beri pengertian pada si anak. Dari poi kedua ini, kamu juga bisa mengajarkan tentang melakukan perencanaan keuangan, agar si anak bisa berhasil membeli hal yang dia inginkan.

3. Mengajarkan kepada Anak Kalau Membeli Barang yang Diinginkan Selalu Ada Usaha

Hal ini bisa disambungkan dengan poin no.2, Sahabat GandengTangan. Setelah memberikan pemahaman kepada si anak tentang kebutuhan dan keinginan, kamu bisa memberi tahu kalau untuk bisa membeli hal yang diinginkan, dia perlu berusaha untuk bisa membeli barang tersebut. Salah satunya dengan menabung di celengan atau mengenalkan bisnis.

4. Melibatkan Anak dalam Kegiatan Finansial

Enggak hanya memberikan pemahaman saja, kamu juga bisa mengajak si anak untuk terlibat langsung dalam kegiatan finansial. Misal, dengan mengajak si anak ke kasir untuk melakukan pembayaran saat belanja. Selain itu, kamu juga bisa mengajak si anak untuk menyetor tabungan si anak di celengan ke bank.

Yep, saat ini sudah banyak bank yang menawarkan tabungan untuk anak. Kamu bisa memanfaatkan fasilitas tersebut. Sehingga ada rasa kebanggaan tersendiri bagi anak untuk bisa memiliki tabungan atas nama dirinya, di bawah pengawasan orangtua.

5. Mengapresiasi Anak Jika Berhasil Melakukan 4 Kegiatan di Atas

Nah, yang terakhir ini enggak kalah penting. Setelah berhasil mengenalkan dan mengajak si anak untuk terlibat dalam hal keuangan, kamu perlu mengapresiasi anak kamu dengan berbagai hal menarik.

Misal, dengan memberikan uang jajan lebih untuk ditabung. Atau memberikan barang yang dia suka. Dengan begitu, si anak akan lebih senang karena merasa diapresiasi dan bisa merasakan hasil dari kegiatan yang dia lakukan. 

Dari kelima hal di atas, bisa kamu lakukan dengan cara kamu masing-masing, Sahabat GandengTangan. Sebab kondisi psikologis anak biasanya berbeda-beda. Tapi dengan 5 poin di atas, kamu bisa mulai mengenalkan keuangan pada anak sejak dini. Sehingga kamu juga bisa meminimalisir generasi sandwich!

Yep, bisa dibilang generasi sandwich itu adalah salah satu kesalahan saat masih kecil, sehingga mereka tidak merencanakan kehidupan di masa depan, dan hanya bergantung pada keuangan si anak yang menghasilkan uang. Padahal kalau saja orangtua sudah menyiapkan dana darurat, dana pensiun, maupun pengembangan dana, mereka bisa survive dengan hasil kerja mereka di masa muda.

Selamat mencoba, Sahabat GandengTangan!

Show Comments (0)
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *