P2P lending hadir sebagai alternatif investasi yang keamanan & keuntungannya sama menariknya dengan deposito. Lantas, mana yang paling menguntungkan?
Banyak orang ramai-ramai beralih dari investasi tabungan bank dan deposito karena inflasi serta suku bunga yang tak lagi menggairahkan. Produk investasi reksa dana, logam mulia, serta bisnis properti kecil-kecilan mulai dilirik sebagai instrumen yang lebih menjanjikan. Ada satu lagi produk investasi yang juga menawarkan imbal-hasil yang cukup menarik yakni P2P lending.
Sebenarnya, masih banyak yang meragukan keamanan serta keuntungan berinvestasi di P2P lending. Peminjam yang berpotensi gagal membayar pinjaman bisa jadi salah satu faktor yang membuat banyak orang berpikir berulang kali sebelum menginvestasikan dananya. Namun, P2P lending juga punya skema investasi sederhana yang bisa dimulai dengan dana kecil. Sehingga, bisa dikatakan jenis investasi online satu ini ramah bagi para pemula di dunia investasi.
Tentu banyak dari kita yang bertanya-tanya: mana yang lebih menguntungkan untuk investasi jangka pendek? Tabungan bank atau P2P lending? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa aspek seputar tabungan dan P2P lending yang harus Anda perhatikan.
• Imbal Hasil
Imbal hasil alias return tentu jadi pertimbangan utama investor ketika memilih instrumen investasi. Tabungan bank dan deposito menjanjikan investasi yang minim risiko kerugian. Kerugian utama yang mungkin bisa dialami investor adalah menurunnya suku bunga. Itupun tidak bisa dikatakan sebagai kerugian, hanya keuntungan yang tidak maksimal.
Rata-rata bunga deposito bank saat ini berada di kisaran 4% – 8% per tahun. Artinya, keuntungan imbal hasil paling ditentukan oleh kondisi pasar serta tingkat suku bunga.
Berbeda dari tabungan deposito, keuntungan investasi P2P lending lebih bervariasi. Masing-masing peminjam menawarkan tingkat bunga yang beragam, sesuai dengan perkembangan kondisi usahanya. Hal ini bisa jadi nilai plus bagi Anda untuk memilih mana yang paling sesuai dengan kondisi keuangan, terutama jika berbicara tentang risikonya.
Namun, tidak jarang pula investasi P2P lending menawarkan imbal hasil yang justru lebih tinggi dari tabungan deposito. Tingkat return P2P lending sangat bergantung pada masa tenor, tapi umumnya tingkat suku bunga berada di kisaran 15% per tahun. Selain menerima return, investor juga dapat memperoleh cicilan pengembalian pinjaman secara mingguan.
• Masa Tenor
Dalam hal ini, P2P lending dan tabungan deposito tidak terlalu berbeda. Masa tenor P2P lending dan tabungan deposito dapat berada pada jangka waktu 1 bulan-12 bulan. Namun, perusahaan fintech P2P lending juga memiliki wewenang untuk menentukan masa tenor produk investasinya.
Karena adanya masa tenor ini, investor tidak dapat mengambil dana yang diinvestasikan sebelum jangka waktunya selesai. Oleh karena itu, investor diharapkan dapat berkomitmen dengan masa tenor yang sudah ditentukan demi meminimalisasi potensi kerugian.
• Kontribusi Investor
Investor tabungan deposito mungkin tidak memiliki peranan untuk menentukan sikap atas dana yang diinvestasikannya. Investor hanya menyetorkan dananya untuk disimpan secara berjangka dan berharap tingkat suku bunga tetap stabil agar untungnya pun semakin menarik.
Dalam P2P lending, investor diberikan kebebasan untuk melakukan diversifikasi, baik dalam memilih bidang usaha yang ingin diinvestasikan, maupun mengelola risiko investasi. Jika teliti dalam melihat prospek usaha yang dipilih, imbal hasil pun bisa lebih menarik.
Dengan P2P lending, investor juga berperan dalam mengembangkan usaha mikro. Artinya, investor juga dapat menciptakan dampak sosial yang positif bagi pemilik usaha kecil, selain mencari keuntungan dari return yang didapat. Kalau Anda tertarik dengan jenis investasi yang punya dampak sosial, cari tahu informasinya di gandengtangan.org. Di platform ini, Anda dapat mulai berinvestasi dengan dana Rp50.000. Tingkat imbal hasilnya pun cukup menarik, yakni berada di kisaran 15% per tahunnya.
• Proteksi Dana
Menimbun dana dengan tabungan deposito dinilai lebih aman karena dilindungi lembaga pemerintah yakni Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Proteksi dana semacam itulah yang tidak dimiliki P2P lending.
Sebagai konsekuensinya, perusahaan fintech P2P lending membuat sistem proteksi dana sesuai kebijakannya masing-masing. Untuk menghindari potensi kerugian, perusahaan biasanya melakukan seleksi ketat bagi calon peminjam, mulai dari pemeriksaan portofolio, survei, wawancara, hingga credit scoring. Banyak pula perusahaan fintech P2P lending yang menyiapkan dana cadangan dan sistem tanggung renteng kelompok jika ada peminjam yang gagal bayar.
Bagi calon investor yang tertarik dengan P2P lending, wajib hukumnya mencari tahu sistem proteksi dana yang ditawarkan perusahaan. Pertimbangkan apakah sistem tersebut dinilai dapat diterapkan untuk segala kemungkinan kerugian.
• Biaya Lain-lain
Bagi yang sering berurusan dengan bank, tentunya paham jika bank menerapkan berbagai biaya administrasi tambahan. Untuk tabungan biasa, Anda wajib membayar biaya admin bulanan yang dipotong dari tabungan. Nah, untuk deposito, bank biasanya menerapkan biaya penalti jika Anda mencairkan dana sebelum jangka waktu yang sudah ditentukan.
P2P lending juga punya biaya tambahan, tapi komponen serta nominalnya berbeda, sesuai kebijakan masing-masing platform. Biaya tersebut dapat berupa potongan imbal hasil maupun perpajakan. Namun, potongannya biasanya tidak terlalu besar.
Itulah beberapa aspek yang dapat menjadi bahan perbandingan antara investasi tabungan dan P2P lending. Jika proteksi dana adalah prioritas Anda, tabungan deposito mungkin solusi yang tepat. Namun, jika tertarik berinvestasi dengan dana awal yang kecil serta return yang menarik, P2P lending tentu patut Anda coba.
Tertarik berinvestasi di P2P lending? Gandengtangan.org bisa menjadi platform yang tepat untuk memulainya. Di Gandengtangan, Anda tak hanya dapat mengambil untung dari return yang menarik. Anda juga dapat turut membantu pemilik usaha mikro yang membutuhkan modal. Melalui investasi jangka pendek yang menjanjikan, Gandengtangan.org dapat menjadi jembatan untuk para pemilik usaha mikro dan investor yang ingin memberikan dampak sosial langsung.